Senin 08 Feb 2021 19:02 WIB

Berita Gembira Lahirnya Ibnu Hajar dan Akhir Hayatnya

Ibnu Hajar Al-Asqalani adalah tokoh ulama pada abad ke-14 Masehi

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Hajar Al-Asqalani adalah tokoh ulama pada abad ke-14 Masehi. Ilustrasi Kota Kairo Mesir
Ibnu Hajar Al-Asqalani adalah tokoh ulama pada abad ke-14 Masehi. Ilustrasi Kota Kairo Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Mungkin tak banyak yang tahu tentang pengarang kitab Syarah Shahih Bukhari, Fath Al-Baari. Adalah Ibnu Hajar Al-Asqalani, lahir di daerah Sungai Nil di Mesir pada tahun 773 Hijriyah tanggal 22 Syaban.

Selama hidupnya, pengarang kitab Bulugh al-Maram itu tinggal di rumah tempat dia dilahirkan lalu rumah itu dijual setelah dia wafat. Ibnu Hajar pindah ke Kairo dekat daerah Bahaa El-Din dan wafat di sana. 

Baca Juga

Ayah Ibnu Hajar, dulunya memiliki seorang putra bernama Najib Faqih tetapi putranya itu meninggal. Ayahnya pun sedih dan meratapi kepergian anaknya itu. Kemudian, seorang syekh bernama Al-Sanafiri mengabarkan kepadanya bahwa dia akan memiliki putra yang kelak menjadi ilmuwan yang akan memenuhi seluruh penjuru bumi dan akan menjadi orang saleh. 

Lahirlah kemudian Ibnu Hajar Al-Asqalani, yang bernama lengkap Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Kinani Al-Asqalani. Tetapi pada saat dirinya masih berusia empat tahun, ayahnya meninggal dunia setelah  terlebih dulu ibunya meninggal. Ibnu Hajar pun hidup sebagai yatim piatu. Lalu dia diasuh kakak tertuanya, seorang pedagang besar di Mesir.

Al-Hafizh Ibnu Hajar menikahi empat istri dan dikaruniai lima anak. Empat putri dan satu putra. Salah satu istrinya ialah Anas Khatun yang dikenal sebagia qari dan seorang yang modernis. Darinyalah lahir empat putri yakni Fatimah, Rabia, Farha, dan Alia.

Ibnu Hajar pensiun dari posisinya sebagai Hakim Agung, lalu mengabdikan dirinya ilmu sampai dia jatuh sakit dan sakit parah pada 852 H tanggal 11 Dzulqaidah/ 1449 M. Dia sempat melewatkan sholat Idul Adha, tetapi tidak meninggalkan sholat Jumat dan sholat wajib berjamaah. 

Ketika Ibnu Hajar merasa waktu ajalnya kian dekat, dia pergi ke salah satu istrinya. Kala itu penyakitnya kian parah hingga membuatnya tidak bisa berwudhu. Ia pun mulai sholat dengan cara duduk. Penyakitnya membuat Ibnu Hajar tidak boleh menunaikan sholat malam. 

Banyak ulama dan orang saleh datang menjenguknya, di antaranya adalah Ibnu Dairi, Al-Ayni, Ibnu Tansi, Al-Sifti, dan banyak lagi. Ibnu Hajar menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 28 Dzulhijjah tahun 852 H/ 1449 M. 

Sumber: mawdoo3   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement