Kamis 28 Jan 2021 02:18 WIB

Merapi Erupsi, Ganjar: Warga di Lereng Merapi Siaga

Masyarakat Jawa Tengah yang ada di lereng gunung Merapi dalam kondisi aman,

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Pengungsi penduduk rentan pulang dari Barak Pengungsian Glagaharjo menggunakan mobil bak terbuka, Sleman, Yogyakarta, Selasa (26/1). Selama 81 hari penduduk rentan dari Kalitengah Lor diharuskan mengungsi sejak kenaikan status Siaga Gunung Merapi. Mereka diperbolehkan pulang mengacu pada perubahan rekomendasi daerah bahaya Erupsi Gunung Merapi yang dikeluarkan oleh BPPTKG.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengungsi penduduk rentan pulang dari Barak Pengungsian Glagaharjo menggunakan mobil bak terbuka, Sleman, Yogyakarta, Selasa (26/1). Selama 81 hari penduduk rentan dari Kalitengah Lor diharuskan mengungsi sejak kenaikan status Siaga Gunung Merapi. Mereka diperbolehkan pulang mengacu pada perubahan rekomendasi daerah bahaya Erupsi Gunung Merapi yang dikeluarkan oleh BPPTKG.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami erupsi pada Rabu (27/1). Erupsi yang terjadi sekitar pukul 13.35 WIB tersebut menimbulkan guguran dan luncuran awan panas dengan jarak luncur sekitar 1,5 kilometer yang mengarah ke hulu kali Krasak dan Boyong.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa seluruh masyarakat Jawa Tengah yang ada di lereng gunung Merapi dalam kondisi aman, meski tetap siaga. “Sebab, sebagian besar masyarakat yang ada di kawasan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi telah mengungsi,” katanya di Semarang, Rabu (27/1).

Gubernur juga menyebut, pengungsi di wilayah Jawa Tengah tersebut juga masih terjaga dan terkontrol. Kendati begitu seluruh komponen penanganan di lapangan dimita tetap waspada dan tetap bersiaga.

Laporan perihal erupsi gunung Merapi hari ini, lanjutnya, sudah diterimanya dari lapangan. Sejumlah kawasan yang berpotensi terdampak luncuran awan panas dan longsoran dari erupsi Merapi hari ini masih cukup jauh.

 

“Akan tetapi, masyarakat di sana saya wanti- wanti tetap harus waspada, agar tidak ada yang menjadi korban jiwa dari mereka,” tegasnya.

Baca juga : In Picture: Erupsi Merapi, Akses Menuju Turgo Ditutup

Gubernur juga menyampaikan, kalau laporan luncurah awan panas arahnya ke Boyong (Yogyakarta) dan Krasak (Kabupaten Magelang yang berbartasan dengan DIY), disebutnya masih relatif aman.

Karena di lokasi tersebut penduduknya sudah diminta untuk mengungsi. “Klaten dan Boyolali sampai hari ini untuk wilayah KRB Merapi juga masih aman. Warga masih kita minta mengungsi semua dan bantuan terus kita berikan,” tambahnya.

Namun, jika melihat kecenderungannya justru ancaman terbesar masih ada di wilayah DIY, khususnya di sekitar Turgo dan Kinahrejo. Ia tetap meminta semua masyarakat Jawa tengah di lereng Merapi tetap waspada dan siaga.

Terkait dampak hujan abu vulkanis di sejumlah wilayah di Kabupaten Boyolali, Ganjar mengatakan bahwa bantuan masker sudah otomatis tersedia. Seluruh kebutuhan juga sudah disiapkan, tidak hanya masker, tapi tempat perlindungan dan lainnya.

Karena situasi tersebut bukan yang pertama kali terjadi, maka masyarakat relatif siap. “Masker itu setiap erupsi kami menyiapkan, tapi karena ini ada pandemi, maka masker itu sudah melekat. Namun tetap kami siapkan seandainya dibutuhkan lebih banyak nantinya,” tambah Ganjar.

Baca juga : Virus Nipah Muncul di China, Berpotensi Jadi Pandemi Besar?

Di lain pihak, gubernur juga meminta masyarakat yang ada di pengungsian untuk menjaga diri agar tidak terkena langsung dampak turunnya abu vulkanis. Mereka dihimbau untuk berlindung di dalam ruangan agar lebih aman.  “Yang tak kalah penting, masyarakat harus mengikuti apa yang menjadi perintah petugas yang berjaga di sana, karena kita selalu memantau terus menerus,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement