Rabu 27 Jan 2021 02:55 WIB

Wagub DKI: Rumah Sakit Rujukan Pasien Covid Segera Ditambah

Penambahan rumah sakit untuk antisipasi bertambahnya kasus Covid secara signifikan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menambah tiga rumah sakit rujukan lagi bagi pasien Covid-19 menjadi 101 rumah sakit. Ia menyebut penambahan ini sesuai dengan kebijakan gubernur dan juga Kementerian Kesehatan untuk mengantisipasi bertambahnya kasus positif Covid-19 secara signifikan, bahkan secara nasional sudah melewati angka satu juta pada Selasa (26/1).

"Semuanya sudah diatur. Pokoknya prinsipnya semuanya kita tingkatkan rumah sakit dari 98 menjadi 101. Kita upayakan, kita tingkatkan terus, sebagaimana kebijakan dari pak gubernur, dari Kemenkes juga, rumah sakit rujukan ditingkatkan sampai 40 bahkan 50 persen lagi," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa.

Baca Juga

"Kemudian, rumah sakit yang belum menjadi rujukan, kami minta sudah mulai proses menjadi rumah sakit rujukan," ucapnya melanjutkan.

Riza juga menyebut dengan adanya penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia melebihi angka 1 juta pada hari ini, selain rumah sakit dan fasilitas-fasilitas kesehatan juga termasuk lahan pemakaman. "Sudah sering kami sampaikan, DKI Jakarta akan terus meningkatkan dan mengupayakan ketersediaan berbagai fasilitas. Mulai rumah sakit, laboratorium, tempat, ruang ICU, bahkan tempat pemakaman," ujarnya.

Selain itu, Riza juga menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi denganMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno untuk menambah hotel sebagai tempat isolasi mandiri. "Bahkan kami minta kepada Menteri Pariwisata agar ke depan ditambah lagi hotel-hotel sebagai tempat isolasi mandiri," katanya.

Riza menjelaskan antisipasi semacam itu dibutuhkan mengingat saat ini tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta mencapai 84 hingga 86 persen di mana sudah ada 24 persen warga non-DKI yang mendapat perawatan Covid-19 di Jakarta.

"Insya Allah kami bisa terus menyiapkan berbagai fasilitas termasuk SDM. Faktanya, sampai hari ini sekitar 24-30 persen kami ikut melayani warga dari luar Jakarta. Artinya, kalau tanpa itu, sebetulnya posisi okupansi kami masih pada kisaran 55 sampai 60 persen. Tapi karena selama ini memberikan pelayanan seluruh warga, semua dilayani dengan baik, maka okupansi kami naik di kisaran 84 hingga 86 persen," jelasnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement