Jumat 22 Jan 2021 22:29 WIB

Klaster Pesantren Muncul Lagi di Garut

Klaster pesantren menyumbang kasus baru Covid-19 secara signifikan di Garut.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Petugas promosi kesehatan UPT puskemas Gadog memberi himbauan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) kepada para santri Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bersama seluruh puskesmas melakukan sosialisasi gerakan 3M mencakup tempat ibadah, pesantren hingga pelosok daerah guna mencegah penularan Covid-19. (ilustrasi)
Foto: CANDRA YANUARSYAH/ANTARA
Petugas promosi kesehatan UPT puskemas Gadog memberi himbauan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) kepada para santri Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bersama seluruh puskesmas melakukan sosialisasi gerakan 3M mencakup tempat ibadah, pesantren hingga pelosok daerah guna mencegah penularan Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut mengonfirmasi kemunculan klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, pada Jumat (22/1). Kemunculan klaster pesantren itu merupakan yang kesekian kalinya di Kabupaten Garut.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerahnya masih terus mengalami penambahan yang cukup signifikan. Dalam dua hari terakhir, penambahan kasus baru selalu di atas angka 100 kasus.

Baca Juga

Menurut dia, salah satu penyebab terjadinya penambahan kasus yang signifikan adalah kemunculan klaster pesantren baru. "Telah muncul klaster pesantren, di mana sebanyak 42 santri dinyatakan positif," kata dia, Jumat (22/1).

Ia telah terjun langsung ke pesantren tersebut untuk melakukan penanganan. Berdasarkan kesepakatan antara pihak pesantren dan forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Bungbulang, 42 santri yang terkonfirmasi positif itu akan dievakuasi untuk isolasi di Rumah Sakit Medina.

Sementara untuk santri lainnya, lanjut Rudy, akan menjalani karantina di lingkungan pondok pesantren teraebut. "Tentu dikoordinasikan kesehatannya oleh puskesmas setempat. Bapak Camat, Pak Danramil, dan Pak Kapolsek juga siap untuk memberikan perlindungan di sini," kata dia.

Dalam kunjungannya itu, Rudy juga memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok kepada para santri. Diharapkan, imun para santri yang menjalani karantina di pesantren tetap terjaga agar tidak terpapar Covid-19.

Ia juga mengingatkan masyarakat Garut untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab, penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Garut masih tinggi.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, terjadi penambahan 162 kasus terkonfirmasi pada Jumat. Secara akumulatif, di Kabupaten Garut terdapat 5.563 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 827 orang menjalani isolasi mandiri, 503 orang menjalani isolasi di rumah sakit, 4.062 orang telah dinyatakan sembuh, dan 171 orang meninggal dunia.

photo
Bantuan Adaptasi Kebiasaan Baru Pesantren - (Tim infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement