Kamis 21 Jan 2021 19:28 WIB

Karakter Asli Kehidupan Dunia Menurut Syekh Ibnu Athaillah  

Syekh Ibnu Athaillah menyebutkan karakter asli kehidupan di dunia

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Ibnu Athaillah menyebutkan karakter asli kehidupan di dunia. Berdoa. Ilustrasi
Foto: Abdan Syakura/Republika
Syekh Ibnu Athaillah menyebutkan karakter asli kehidupan di dunia. Berdoa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Manusia yang hidup di dunia akan mengalami kesulitan dan kemudahan, serta kesedihan dan kebahagiaan. 

Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam menjelaskan tentang karakter asli dunia menurut pandangannya. Dalam kitabnya tersebut, Syekh Ibnu Athaillah mengatakan: 

Baca Juga

لا تَسْتَغْرِبْ وُقوعَ الأَكْدارِ ما دُمْتَ في هذهِ الدّارِ. فإنَّها ما أَبْرَزَتْ إلّا ما هُوَ مُسْتَحِقُّ وَصْفِها وَواجِبُ نَعْتِها “Jangan engkau merasa heran atas terjadinya kesulitan selama engkau berada di dunia ini. Sebab memang begitulah yang patut terjadi dan yang menjadi karakter asli dunia.”

Mengutip terjemah Al-Hikam karya Ustadz Bahreisy, dia menjelaskan yang dimaksud Syekh Ibnu Athaillah dengan mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, perkataan Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas'ud, Junaidi Al-Baghdady, dan Ja'far Asshaddiq. 

Rasulullah SAW berkata kepada Abdullah bin Abbas, "Jika engkau dapat beramal karena Allah dengan rela dan keyakinan, maka laksanakanlah, jika tidak dapat maka bersabarlah. Maka sesungguhnya sabar menghadapi kesukaran itu suatu keuntungan yang besar." 

Umar bin Khattab berkata kepada orang yang dinasihatinya, "Jika engkau sabar, maka hukum (ketentuan) Allah tetap berjalan dan engkau mendapat pahala. Apabila engkau tidak sabar, ketentuan Allah tetap berlaku maka engkau mendapatkan dosa."

Abdullah bin Mas'ud mengatakan, "Dunia adalah kerisauan dan duka cita. Maka bila terdapat kesenangan di dalamnya berarti keuntungannya."

Junaidi Al-Baghdady mengatakan, "Aku tidak merasa keji terhadap apa yang menimpa diriku. Sebab aku telah berpendirian bahwa dunia ini tempat kerisauan dan ujian. Alam ini diliputi oleh bencana, maka sewajarnya alam menyambut aku dengan kesukaran dan kerisauan. Apabila alam menyambut aku dengan kesenangan maka itu berarti suatu karunia dan kelebihan."

Ja'far Asshaddiq mengatakan, "Siapa yang meminta sesuatu yang tidak diberikan oleh Allah, sama dengan melelahkan dirinya sendiri." Ketika ditanya meminta apa itu? Ja'far Asshaddiq menjawab, "Kesenangan di dunia."  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement