Kamis 21 Jan 2021 09:53 WIB

Sejumlah Desa Terisolasi di Sulbar Butuh Bantuan Makanan

Akses jalan menuju Kota Majene tidak bisa ditembus karena mengalami kerusakan.

Foto aerial tanah longsor di Jalan Trans Sulawesi Poros Majene-Mamuju, Majene, Sulawesi Barat, Rabu (20/1/2021). Jalur yang sempat terputus akibat longsor tersebut sudah bisa dilalui dengan sistem buka tutup arus kendaraan dari dua arah.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Foto aerial tanah longsor di Jalan Trans Sulawesi Poros Majene-Mamuju, Majene, Sulawesi Barat, Rabu (20/1/2021). Jalur yang sempat terputus akibat longsor tersebut sudah bisa dilalui dengan sistem buka tutup arus kendaraan dari dua arah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah desa yang masih terisolasi akibat dampak gempa puncak berkekuatan magnitudo 6,2 SR di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, mengharapkan bantuan logistik dan bahan makanan bisa segera disalurkan pemerintah, TNI-Polri dan tim relawan kemanusiaan.

"Belum ada kabar (penyaluran logistik)," kata Palimbuang, selaku Kepala Desa Salutambung Ulumanda, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulbar, Rabu (20/1).

Ia mengatakan desanya salah satu yang terdampak gempa. Akses jalan yang biasa dilalui menuju Kota Majene, tidak bisa ditembus karena mengalami kerusakan cukup parah.

Pihaknya berharap pemerintah daerah segera menyalurkan bantuan, mengingat sudah beberapa hari warga mengalami kekurangan bahan pangan.

Selain itu, ratusan Kepala Keluarga (KK) yang mendiami desa itu tidak bisa berbuat banyak, karena masih trauma. "Kalau jumlah Kepala Keluarga yang ada di satu desa sebanyak 328 orang. Kita tidak bisa keluar desa karena jalanan rusak. Harapannya bisa dikirim bantuan secepatnya, " tutur dia.

Mengenai kabar bantuan yang akan disalurkan melalui helikopter dari pihak TNI, kata dia, sampai sejauh ini belum ada kabar. Meski laporan diterima dari warganya sudah ada helikopter terbang di sekitar lokasi yang terisolasi.

Untuk wilayah Kecamatan Ulumanda, terdapat enam desa yang masih terisolir, masing-masing Desa Sambabo, Desa Kabiraan, Desa Tande Allo, Desa Ulumanda, Desa Popenga dan Desa Panggalo.

Informasi yang diperoleh dari koordinator tim relawan kemanusiaan FTI Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Zakir Sabara yang sudah menembus sejumlah desa terisolir mengatakan pihak sudah berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut, dalam pelaporan titik distribusi logistik.

Distribusi bahan makanan tersebut dilaporkan diangkut menggunakan helikopter milik TNI AL. Bahkan informasi warga sekitar pegunungan sudah melihat helikopter terbang dengan mendistribusikan logistik di kantor camat setempat.

Namun demikian, Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI Makassar menyarankan agar distribusi tidak hanya berbasis di kantor kecamatan tapi langsung di daerah terisolir, agar tepat sasaran.

"Karena jarak tempuh ke kantor kecamatan cukup jauh dari kantor desa dan akses jalan masih rusak. Di kantor desa setempat telah disiapkan lapangan untuk bisa mendaratkan helikopter," ujar dia menyarankan.

Untuk akses darat menuju Desa Ulamanda, Kecamatan Ulumanda berjarak 68 kilometer dari Mako Lanal Mamuju, dan membutuhkan waktu hingga empat jam. Sedangkan akses darat menuju Desa Panggalo berjarak 51 kilometer membutuhkan waktu hampir lima jam. Posko Induk terdekat dari Desa Ulumanda, berada di Kantor Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement