Kamis 21 Jan 2021 09:07 WIB

Bisnis Mobil Seken Kembali Bergairah

Produk Toyota, Honda, dan Daihatsu menjadi mobil seken terlaris sepanjang 2020.

Gerai  jual beli mobil bekas berani menaikkan target penjualan sebesar 300 persen di tahun 2021.
Foto: antara
Gerai jual beli mobil bekas berani menaikkan target penjualan sebesar 300 persen di tahun 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setelah tertahan selama hampir satu tahun, pasar   mobil seken (bekas) kembali bergairah. Indikasi itu terlihat sejak November 2020 yang penjualannya di hampir semua gerai mobil bekas, khususnya di kota-kota besar Indonesia, mulai membaik.

Tren itu  bakal terus berlanjut di tahun ini. Keyakinan itu tidak lepas dari indikator membaiknya ekonomi,  berjalannya  vaksinasi Covid-19, serta tingginya animo masyarakat untuk mengganti mobil, karena selama tahun lalu mereka cenderung menahan diri untuk tidak berbelanja.

Prediksi kian menggeliatnya bisnis mobil seken itu akan  mulai  pada triwulan kedua 2021. Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan oleh Carsome, platform e-commerce penjualan mobil bekas, terhadap  1.000 lebih  consumer di Indonesia. Dalam survei tersebut diperoleh hasil bahwa sebanyak 64 persen responden mengungkapkan minat untuk membeli mobil bekas mulai April 2021. Periode ini banyak dipilih dengan alasan responden lebih optimistis memiliki pendapatan yang lebih stabil dan anggaran yang cukup, sehingga daya beli mereka akan menguat.

Di sisi lain, kata General Manager Carsome, Delly Nugraha, keinginan responden untuk menjual mobil yang telah dimiliki juga melonjak. Carsome mencatat minat masyarakat untuk menjual mobil meningkat 52 persen jika dibandingkan dengan periode sebelum PSBB. Mayoritas responden (29 persen) merasa mulai rentang April-September 2021 adalah momentum yang tepat untuk menjual mobil. Dengan demikian, kuartal kedua 2021 menjadi saat yang paling dinanti, baik untuk membeli maupun menjual mobil.

“Jadi, 2021 akan membawa optimisme bagi para pelaku industri mobil bekas sesudah dilanda pandemi Covid-19 sepanjang 2020,” ujar Delly dalam sebuah diskusi: ‘Proyeksi Pasar Mobil Bekas 2021’.

Disebutkan, pertimbangan kesehatan dan keamanan mendorong masyarakat mengubah pola perilaku, yaitu dari menggunakan transportasi umum beralih ke kendaraan pribadi. “Nah, mobil bekas dapat menawarkan solusi mobilitas yang aman, nyaman, dan terjangkau. Ini dapat menjadi momentum yang baik bagi industri mobil bekas,” ujarnya lagi.

Dari hasil survei itu, kata Delly, jumlah responden yang menyatakan tidak pernah menggunakan transportasi umum dan layanan ride hailing meningkat dari 27 persen menjadi 60 persen selama PSBB. Frekuensi penggunaan transportasi umum yang menurun signifikan ini,  salah satunya disebabkan karena rasa tidak nyaman dan khawatir tertular virus Covid-19. Jumlah responden yang mengaku merasa tidak nyaman menggunakan transportasi umum dan layanan ride hailing meningkat dari 33 persen sebelum PSBB menjadi 74 persen selama PSBB.

Berdasarkan hasil survei itu pula dan keyakinan membaiknya pasar,  maka Carsome, platform e-commerce mobil terintegrasi di Asia Tenggara ini pun berani menaikkan target penjulan mobil seken di 2021 sebesar 300 persen. Lonjakan target penjulan itu, kata Delly, bukan tanpa dasar. Sebab mulai tahun ini mereka akan memaksimalkan penetrasi pasar mobil bekas  di Tanah Air dengan  meluncurkan model bisnis business-to-customer (B2C). Model  ini memungkinkan Carsome untuk menawarkan mobil secara langsung kepada konsumen.

Pada 2020, menurut Delly, produk-produk jepang masih mendominasi penjualan mobil bekas di Carsome, dengan tipe MPV dan SUV. Toyota Avanza dan Innova masih menjadi mobil  seken terlaris sepanjang tahun lalu. Kemudian disusul produk Honda dan Daihatsu. “Untuk 2021, kami prediksi, brand dan jenis-jenis tersebut masih tetap akan mendominasi penjualan,” katanya.

sumber:khoirul azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement