Kamis 21 Jan 2021 08:34 WIB

Ridwan Kamil: Waspadai Permukiman di Lahan Berbahaya

Ridwan Kamil berharap ke depan, tingkat kebencanaan bisa berkurang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Genangan lumpur dan material banjir di kawasan Komplek Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor, pasca banjir bandang, Selasa (19/1).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Genangan lumpur dan material banjir di kawasan Komplek Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor, pasca banjir bandang, Selasa (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar prihatin dengan Banjir Bandang terjadi di Kampung Gunung Mas Blok C Rt 01,02,03/02,03 dan Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa, (19/1). Walaupun, Ridwan Kamil bersyukur bencana itu tak sampai menelan korban jiwa.

"Dalam kesempatan ini juga saya merasa prihatin dengan kebencanaan di Cisarua, saya sudah koordinasi dengan Bupati, sementara tidak ada korban, tapi kerusakan rumah rumah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Rabu (20/1).

Emil berharap ke depan, tingkat kebencanaan bisa berkurang. Karena, Covid-19 belum usai tapi bencana silih berganti seperti di Kalimantan Selatan, Sulawesi. "Saya titip waspada. Pemkot/pemkab mengevaluasi rumah di lahan berbahaya," katanya.

Terkait longsor Sumedang, menurut Emil, Pencarian sudah dihentikan. Semua korban sudah ditemukan. Sekarang persiapan relokasi. Penyiapan lahan urusan kab dan provinsi. Sementara bangunanannya, urusan PUPR dan BNPB.

"Mudah mudahan semua bisa beralih dan tenang tidak dihantuai waswas karena tinggal di daerah rawan," katanya.

Sebelumnya, Banjir Bandang terjadi di Kampung Gunung Mas Blok C Rt 01,02,03/02,03 dan Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa, (19/1).

Menurut Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu, banjir terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi sehari sebelumnya. Sehingga, menimbulkan longsor dengan skala kecil dan longsoran tersebut membendung aliran sungai yang akhirnya tidak bisa di bendung dan meluap ke pemukiman warga.

"Dampaknya 3 Unit Rumah Rusak Berat (RB), 1 Unit Warung Rusak Berat (RB)," ujar Budi kepada wartawan, Selasa malam.

Budi mengatakan, jumlah masyarakat yang mengungsi adalah 40 kepala keluarga (KK)/180 Jiwa Mengungi ke Pondokan ( tersebar di 21 pondokan ), 2 KK/11 Jiwa Mengungsi ke Cirohani (Samping Argamulya) 8KK/30 Jiwa Mengungsi ke Rawadulang, 111 KK/416 Jiwa Mengungsi ke Kp Pengsiunan. "Alhamdulillah tak ada korban jiwa," katanya.

Adapun upaya penanganan yang dilakukan BPBD Provinsi Jawa Barat, kata dia, adalah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bogor. Kemudian PUSDALOPS PB Kab Bogor mengasessment ke lokasi kejadian, serta melakukan evakuasi.

Selain itu, kata dia, PUSDALOPS PB Kab Bogor berkoordinasi dengan aparat setempat untuk mememuhi kebutuhan mendesak. Seperti, pipa air torn/bak penampungan air (penampungan air bersih warga hancur), perlengkapan bayi/kidswer+family kit.

"Sementara logistik ter-cover oleh warga," katanya.

Saat ini, kata dia, kondisinya warga sementara di ungsikan di rumah saudaranya dan sebagian di wisma PTPN 8 gunung mas. Banjir pun,  sudah mulai surut. "BPBD Kabupaten bogor mendirikan posko di Gunung Mas untuk penerimaan logistik dan bantuan lainnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement