Selasa 19 Jan 2021 18:30 WIB

Biden Diharap Buat Kebijakan Luar Negeri Lebih Terprediksi

Trump disebut merasa bangga karena keputusannya tidak dapat diprediksi

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
 Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di teater The Queen di Wilmington, Del., Kamis, 7 Januari 2021.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di teater The Queen di Wilmington, Del., Kamis, 7 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pada masa pemerintahan Joe Biden nanti, para pemimpin negara mengharapkan kembalinya kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang lebih dapat diprediksi. Ini jauh berbeda setelah masa pemerintahan Trump yang cenderung membuat keputusan sepihak.

Selama empat tahun menjabat, Trump menggambarkan dirinya sebagai pembuat kesepakatan, pengembang real estate internasional yang tidak takut untuk mengguncang status quo, dan memajukan kepentingan AS.

Baca Juga

Dilansir Aljazirah pada Selasa (19/1), Trump menggunakan media sosial sebagai mimbar yang dapat membuat negosiator dan bawahannya terkejut. Misal, dalam strategi on-the-fly, Trump tiba-tiba menarik pasukan AS dari perbatasan Turki di Suriah pada Oktober 2019. Dia memberi Turki lampu hijau de facto untuk maju secara militer dan membuat sekutu Kurdi AS rentan.

Dalam unggahan cuitannya beberapa hari kemudian, Trump memperingatkan Presiden Turki Recep Erdogan bahwa dia akan benar-benar menghancurkan dan melenyapkan Ekonomi Turki jika militer melakukan apa pun yang dia anggap terlarang. Menurut mantan asisten menteri luar negeri AS, PJ Crowley, Trump merasa bangga karena keputusannya tidak dapat diprediksi. Dia juga kerap memainkan drama berkat pengalamannya sebagai tokoh televisi.

“Dalam diplomasi, bisa ada ketegangan, tapi prediktabilitas dihargai. Jika Anda mengatakan akan melakukan sesuatu dan menindaklanjutinya, Anda membangun rekam jejak yang dapat dipercaya,” kata Crowley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement