Selasa 19 Jan 2021 02:17 WIB

Pengungsi Gempa di Mamuju Keluhkan Minimnya Air Bersih

Selain kekurangan air bersih, pengungsi gempa Mamuju juga keluhkan sampah menumpuk

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Foto aerial sejumlah tenda COVID-19 Kementerian Sosial berjejer di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). Kementerian Sosial mendirikan sejumlah tenda yang mengapdosi situasi COVID-19 untuk pengungsi korban gempa anak-anak, wanita, dan kelompok rentan seperti lansia.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Foto aerial sejumlah tenda COVID-19 Kementerian Sosial berjejer di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). Kementerian Sosial mendirikan sejumlah tenda yang mengapdosi situasi COVID-19 untuk pengungsi korban gempa anak-anak, wanita, dan kelompok rentan seperti lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU - Warga korban gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengungsi di Stadion Manakarra Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mengeluhkan minimnya sarana air bersih. Salah satunya diungkapkan oleh pengungsi di Stadion Manakarra bernama Muhammad Ridha.

"Sejak kami mengungsi di sini (Stadion Manakarra Mamuju) baru tadi ada mobil tanki yang membawa air. Itu pun hanya satu unit sehingga tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan seluruh pengungsi," kata Ridha, Senin sore.

Baca Juga

Di hari pertama pascagempa sempat disiapkan satu unit tandon di dalam Stadion Manakarra Mamuju tetapi tidak dilengkapi alat. "Di hari pertama kami mengungsi, sempat disiapkan satu tandon, tetapi tidak disiapkan alatnya, salah satunya keran air. Jadi, tandon air tersebut tidak bisa dipakai," ucapnya.

Menurut Ridha, sebagian pengungsi terpaksa mandi dan mencuci secara bergantian di sumber mata air yang berada di samping stadion. "Kalau saya, MCK (mandi, cuci, kakus) di rumah karena kerusakan rumah saya tidak terlalu parah. Namun pengungsi lain yang rumahnya rusak parah menggunakan sumber mata air yang ada di samping stadion," tuturnya.

"Kualitas airnya sangat buruk sehingga banyak pengungsi yang mengalami gatal-gatal," tambahnya.

Selain masalah air, para pengungsi di Stadion Manakarra Mamuju juga mengeluhkan tumpukan sampah yang berada di samping tenda-tenda pengungsi. "Sejak hari pertama saya sudah meminta agar sampah-sampah kami bisa diangkut tetapi sampai saat ini sampahnya dibiarkan menumpuk sehingga sangat bahaya dan rentan menimbulkan penyakit. Jangan sampai kita menghindari bencana tetapi bencana lain justru yang datang," ujar Ridha.

Dari pantauan pada Senin sore, tumpukan sampah yang didominasi popok dan sampah rumah tangga terlihat menumpuk di samping tenda pengungsi yang berada persis di depan pintu masuk Stadion Manakarra Mamuju.

Di kawasan ini, tercatat hampir 2.000 jiwa warga yang mengungsi. Tenda-tenda pengungsian terlihat berjejer di sepanjang jalan Stadion Manakarra Mamuju. Bahkan, ada beberapa warga yang mengungsi menggunakan mobil sebagai tempat tidur.

"Bau sampahnya sangat menyengat karena banyak sampah basah. Kami sudah menderita akibat terpaksa mengungsi ditambah lagi kondisi di sini yang banyak sampah menumpuk," kata pengungsi lainnya bernama Nurdin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement