Senin 18 Jan 2021 18:06 WIB

Dinkes Tasikmalaya Akan Sosialisasi Penggunaan RS Darurat

Penolakan dari warga sekitar disebabkan adanya informasi yang tak utuh

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Suasana RS Dewi Sartika di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Ahad (17/1). Rencananya, RS itu akan dijadikan RS darurat Covid-19 di Kota Tasikmalaya.
Foto: dok bayu adji p
Suasana RS Dewi Sartika di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Ahad (17/1). Rencananya, RS itu akan dijadikan RS darurat Covid-19 di Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya untuk menjadikan Rumah Sakit (RS) Dewi Sartika sebagai RS darurat Covid-19 mendapat penolakan warga sekitar. Pemkot Tasikmalaya disebut belum melakukan sosialisasi kepada warga terkait rencana itu. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengakui belum melakukan sosialisasi kepada warga sekitar. Sebab, pihaknya masih fokus melakukan persiapan untuk fungsional rumah sakit yang belum rampung dibangun tersebut."Rencananya, baru besok (Selasa) kita akan lakukan sosialisasi ke warga sekitar," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (18/1).

Menurut dia, penolakan dari warga sekitar disebabkan adanya informasi yang tak utuh. Ia mengaku bisa memahami kekhawatiran warga teraebut. Namun, ia memastikan, warga sekitar tak akan terdampak dari penggunaan RS Dewi Sartika sebagai RS darurat Covid-19.

Uus menjelaskan, Covid-19 itu menular melalui percikan liur antarmanusia (droplet). Bukan melalui udara (airborne). Karena itu, ia memastikan, masyarakat aman dari penularan Covid-19 meski RS Dewi Sartika dijadikan sebagai RS darurat Covid-19, asal warga di lingkungan itu tetap menerapkan protokol kesehatan. "Kita perhatikan segala aspeknya. Lagian, rumah sakit itu jaraknya cukup jauh dari permukiman warga," ujar dia. 

Uus mencontohkan, dalam beberapa kasus serupa juga tak ada dampak kepada warga sekitar dari tempat isolasi terpusat Covid-19 di Kota Tasikmalaya. Misalnya, kata dia, dijadikannya Hotel Crown sebagai tempat isolasi terpusat tak menyebabkan munculnya klaster baru di sekitar wilayah itu.

"Kita punya banyak pengalaman serupa, di RSUD, rusunawa, hingga Hotek Crown, tak ada dampak ke warga sekitar. Warga sekitar masih dapat beraktivitas dengan normal," kata Uus. 

Ihwal operasional RS Dewi Sartika jadi RS darurat Covid-19, Uus mengatakan, kemungkinan baru pekan depan baru bisa digunakan. Segala persiapan disebut sudah rampung dilakukan, mulai dari penyiapan tenaga kesehatan (nakes), kesiapan gedung, hingga pengelolaan limbah medisnya. Saat ini, pihaknya hanya perlu melakukan pengecekan ulang kesiapan yang sudah dilakukan dan mengurus masalah administrasi penggunaan rumah sakit itu. 

Menurut dia, tidak sederhana untuk menjadikan RS Dewi Sartika menjadi RS darurat Covid-19. Banyak hal yang harus disiapkan, termasuk urusan administrasi. Apalagi status rumah sakit itu masih dalam tahap pembangunan.

Ia mengatakan, semuanya masih dalam proses. "Kita masih proses terus agar bisa dipakai. Tapi mudah-mudahan tidak terpakai. Kita siaga saja, tapi mudah-mudahan kasus menurun," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Soekardjo, Dudang Erawan Suseno mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kapan RS Dewi Sartika akan dapat beroperasi. Menurut dia, belum ada pembahasan lebih teknis dengan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Apalagi, RSUD dr Soekardjo akan menjadi pengampu RS darurat Covid-19 itu. "Kita masih terus koordinasi dengan dinas kesehatan," kata dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Senin, total kasus terkonfirmasi positif berjumlah 2.695 orang. Sebanyak 2.158 orang telah dinyatakan sembuh, 477 orang masih aktif, dan 60 orang meninggal dunia.

Sementara itu, kapasitas ruang isolasi di Kota Tasikmalaya jumlahnya hanya dapat menampung sekitar 200 pasien Covid-19. Jumlah itu sudah termasuk penggunaan Hotel Crown yang dijadikan tempat isolasi terpusat. Artinya, ada lebih dari 100 pasien yang menjalani isolasi mandiri di Kota Tasikmalaya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement