Senin 18 Jan 2021 10:15 WIB

Museum Seni Islam Kairo Hadirkan Video Pengantar Koleksi

Video pengantar koleksi dibuatkan Museum Seni Islam Kairo.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Museum Seni Islam Kairo Hadirkan Video Pengantar Koleksi. Foto: Museum Seni Islam Kairo
Foto: egypttoday.com
Museum Seni Islam Kairo Hadirkan Video Pengantar Koleksi. Foto: Museum Seni Islam Kairo

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Museum Seni Islam Mesir (MIA) yang terletak di Kairo mempersembahkan video pengantar untuk koleksi benda terpenting di dalamnya. Termasuk dalam video tersebut memperlihatkan guci Marawan ibn Muhammad, khalifah Umayyah terakhir yang terbunuh pada tahun 132 H.

Guci ini digali di Abusir Al Malaq dekat Fayoum, terbuat dari perunggu, dengan tinggi 41 cm dan diameter 28 cm. Benda ini memiliki tubuh bulat, leher tinggi, dan sebuah pegangan. Guci ini juga terkenal dengan moncongnya yang berbentuk seperti ayam jantan berteriak yang melebarkan sayapnya.

 

Baik penggemar warisan Islam atau tidak, dibutuhkan satu kali kunjungan ke Museum Seni Islam (MIA) di Kairo untuk menjadi penggemar berat koleksi-koleksi yang ada. Setelah bertahun-tahun merenovasi koleksi yang tersedia, museum ini akhirnya dibuka pada Januari 2017.

Terletak di jantung dunia Arab, museum ini memajang sekitar 1.700 objek. MIA memiliki salah satu koleksi terpenting dan terbesar di dunia.

Didirikan pada tahun 1903 di Bab el-Kalq, museum ini dianggap sebagai salah satu museum terbesar di dunia. Bangunan ini terdiri dari satu lantai besar dengan banyak ruang pameran.

Di bagian sayap kanan museum terdapat banyak artefak dari periode Islam yang berbeda. Bagian ini berisikan panel kayu, dinar emas, piring keramik, perhiasan indah, gading, kotak dan contoh pintu pada masa lalu dalam bentuk utuh.

Di sayap kiri museum, selain memajang seni Islam Mesir, terdapat pula artefak Persia dan Turki. Koleksi di bagian ini meliputi peralatan bedah, timbangan, jam pasir, astrolab, dan kompas untuk menentukan arah Ka'bah dan membantu umat Islam sholat.

Museum ini sempat ditutup pada Januari 2014, setelah terjadi serangan bom di Direktorat Kepolisian Kairo. Selanjutnya museum direlokasi ke jantung kota Kairo dari rumah aslinya di Masjid Fatimiyah al-Hakim.

Bangunan ini kemudian menjadi salah satu situs yang sangat penting, karena merupakan bangunan tertua yang sengaja dibangun untuk menampilkan seni Islam. Koleksi yang museum kumpulkan berasal dari berbagai sumber, termasuk penggalian, pembelian, hadiah dan monumen penting Islam di Kairo.

Karenanya, museum ini memiliki koleksi keramik, tekstil, kerajinan logam, ukiran kayu, dan artefak batu yang menggambarkan budaya material Mesir dari abad ke-7 hingga ke-19. Termasuk yang dipamerkan adalah lampu Masjid Mamluk terbesar di dunia yang diglazur dan disepuh.

Museum ini sekarang menggunakan pendekatan kronologis untuk mengatur koleksinya. Pameran di mulai dari era Umayyah dan dilanjutkan dengan periode Abbasiyah / Tulunid, Fatimiyah, Ayyubiyah, Mamluk dan Ottoman.

Paruh kedua tur mencakup artefak dari Turki Ottoman, Persia dan Andalus (Muslim Spanyol). Tersedia pula bagian tematik, seperti seni penguburan, epigrafi, kaligrafi, karpet dan tekstil, geometri, astronomi dan kedokteran.

Museum ini hanya memiliki satu lantai besar, namun mencakup banyak pameran untuk setidaknya dua jam penjelajahan yang menarik. Interior museum dirancang untuk bergantung pada cahaya alami, yang menjadikannya salah satu museum paling nyaman untuk dikunjungi. 

Sumber:

https://www.egypttoday.com/Article/4/96542/Egypt%E2%80%99s-Museum-of-Islamic-Art-in-Cairo-presents-introductory-video

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement