Sabtu 16 Jan 2021 07:24 WIB

Curhat Warga Banjarmasin Mengungsi Rumahnya Diterjang Banjir

Clara Shinta mengaku, banjir di Kalsel sekarang ini paling parah selama 32 tahun.

Warga menuntun sepedanya melintasi banjir yang merendam Jalan Prona di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (14/1).
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Warga menuntun sepedanya melintasi banjir yang merendam Jalan Prona di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID,

Banjir besar melanda Komplek Banjar Indah Permai, Jalan Sintuk 1 Nomor 138, RT 13, RW 02, Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) sejak Kamis (14/1). Banjir besar dirasakan warga hingga mereka harus mengungsi, demi keamanan.

"Ini banjir yang luar biasa, dan sebelumnya memang tidak pernah separah ini. Banyak masyarakat yang perlu bantuan. Pray for Lalsel," ujar Clara Shinta, penghuni Komplek Banjar Indah Permai, yang harus mengungsi lantaran rumahnya terendam air semeter kepada Republika, Jumat (15/1) malam WIB.

Clara menuturkan, ia harus mengungsi bersama seluruh keluarga besar lantaran banjir yang terjadi sekarang sangat parah. Dia menjelaskan, lokasi perumahan tempat tinggal bukan daerah langgan banjir. Namun, sekarang terjadi banjir besar akibat hujan yang terus-menerus.

"Saya 32 tahun tinggal di sana, gak pernah separah ini. Jalan penghubung banyak putus. Di kabupaten lain, seperti Barabai (Kabupaten Hulu Sungai Tengah) banyak (warga) yang belum dievakuasi, kedinginan di atap rumah mungkin juga kelaparan karena hujan tak kunjung berhenti," ucap Clara.

Dia mengingatkan, warga Kalsel juga bagian dari Indonesia. Karena itu, pemerintah hendaknya memperhatikan banjir sangat parah yang melanda Kalsel. Clara mengaku, sedih melihat banjir yang meluluhlantakkan lingkungan tempat tinggalnya. Dia ingin protes, namun tidak tahu harus diarahkan ke mana.

"Mungkin terlewat dari perhatian dan pantauan, entah mengapa? Semoga Kalsel lebih diperhatikan, karena Kalimantan sebagai paru-paru dunia, Kalsel malah banjir, sepertinya sebuah pertanda," ucap alumnus Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Clara pun meminta perhatian pemerintah pusat untuk serius menangani bencana yang terjadi di Kalsel. Dia berharap, bencana besar yang dialami warga Banjarmasin dan kabupaten di sekitarnya mendapat penanganan cepat dari pemerintah.

"Mengharap perhatian dari sekian banyaknya permasalahan yang juga harus diperhatikan (pemerintah). Sedih pokoknya," ucap Clara.

Dia mengaku, beruntung masih bisa pindah untuk sementara waktu tinggal di hotel demi keamanan diri, anak, dan keluarganya. Namun, ia prihatin dengan keluarga lain yang harus tinggal di kos atau kontrakan sempit dengan kondisi lebih buruk. Ada yang masih bertahan di atap rumah atau mengungsi ke tempat saudara.

Clara mengaku, evakuasi tinggal di hotel lantaran rumahnya sudah terendam, hingga mobil tidak terlihat. "Kamar mandi dan dapur di rumah sudah terendam banjir, sehingga saya harus memikirkan anak-anak. Dan ini hari ketiga (Sabtu). Masih banyak masyarakat lain yang terdampak lebih sulit dari saya. Saya masih beruntung bisa bawa anak ke tempat yang layak," ucapnya.

Clara menyatakan, belum tahu kondisi di sekitar rumahnya lantaran hujan masih terus mengguyur. Ada yang mencoba membawa mobil ingin menerjang banjir, malah kendaraannya mogok. Karena itu, ia memilih tetap bertahan di hotel sampai keadaan kondusif. Clara berharap, suaranya dapat didengar semua pihak agar banjir di Kalsel cepat ditangani lantaran banyak yang membutuhkan bantuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement