Sabtu 16 Jan 2021 03:59 WIB

Ciri-Ciri Bencana Banjir dan Cara Tepat Menghadapinya

Curah hujan tinggi, warna keruh dan meningkatnya volume air jadi ciri bencana banjir

Warga menggendong anaknya melintasi banjir di Desa Kampung Melayu, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (15/1/2021). Curah hujan tinggi, warna keruh dan meningkatnya volume air jadi ciri bencana banjir
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Warga menggendong anaknya melintasi banjir di Desa Kampung Melayu, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (15/1/2021). Curah hujan tinggi, warna keruh dan meningkatnya volume air jadi ciri bencana banjir

REPUBLIKA.CO.ID, Redaksi akan menayangkan tanya jawab seputar kebencanaan bersama Berton Suar Panjaitan, SKM., MHM, Ph.D, selaku Kepala Pusat Diklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pertanyaan bisa disampaikan melalui alamat email: [email protected].

Pertanyaan berasal dari Jusmardi, warga Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok. Pekerjaan ASN

Sejak akhir tahun, cuaca ekstrem kerap terjadi di Sumatera Barat. Bahkan pekan ini, Lubuk Sikarah tempat saya tinggal dilanda banjir dengan tinggi air mencapai 50 sentimeter. 

Saya ingin bertanya ke BNPB, bagaimana cara kami untuk mendeteksi tanda-tanda bencana banjir akan datang supaya kami punya waktu untuk melakukan evakuasi diri dan harta benda?

 

Sebenarnya apa yang dapat dilakukan kami sebagai warga untuk mencegah jauh-jauh hari bencana banjir ini. Karena kami tidak hanya antisipasi banjir ini cuma dilakukan oleh pemerintah. 

Apa saja sosialisasi yang telah dilakukan BNPB kepada warga khususnya untuk dapat memahami potensi bencana banjir atau tanah longsor? Terimakasih 

Jawaban

Bapak Jusmardi yang baik di Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok.

Terima kasih atas pertanyaan-pertanyaan Bapak. Turut prihatin atas peristiwa banjir yang melanda Lubuk Sijarah baru-baru ini. Informasi dari Buku Saku Siaga Bencana dan dari beberapa sumber lainnya dapat membantu memahami banjir.

Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya terjadi karena curah hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut atau drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media penopang air dari curah hujan tadi. Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah manusia.

Contoh, berkurangnya kawasan resapan air karena alih fungsi lahan, penggundulan hutan yang meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta perilaku tidak bertanggung jawab seperti membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di bantaran sungai. 

Kejadian bencana banjir biasanya sangat bersifat lokal. Satu daerah bisa saja mengalami banjir namun di daerah lainnya tidak.

Oleh sebab itu, informasi mengenai banjir yang resmi biasanya berasal dari institusi di daerah yang bertanggung jawab, seperti BPBD atau BMKG. Kendati sifatnya bencana lokal, namun terkadang banjir juga dapat meluas dan melumpuhkan kehidupan perkotaan seperti yang pernah terjadi di Jabodetabek di awal tahun 2020. Oleh sebab itu, langkah antisipasi harus dilakukan baik sebelum, saat, dan pascabencana banjir. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement