Sabtu 16 Jan 2021 00:00 WIB

Kiai Cholil Minta Umat Lanjutkan Dakwah Ulama Pendahulu

Tercatat lebih dari 10 ulama menghembuskan nafas terakhirnya di awal Januari 2021.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis
Foto: Dok MASK
Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita kematian Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf seakan menambah duka yang dialami umat Muslim di Indonesia. Sebelumnya, berita wafat juga hadir dari sosok Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber, setelah menerima perawatan Covid-19 lalu dikabarkan sudah sembuh.

Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis, menyebut selama 2020 ada lebih dari 250 ulama yang meninggal dunia. Di awal 2021, bahkan telah tercatat lebih dari 10 ulama menghembuskan nafas terakhirnya.

Baca Juga

"Di masa pandemi ini, banyak sekali ulama yang wafat. Tentu kondisi ini membuat kita sedih, karena ini berarti ditariknya ilmu oleh Allah SWT dari dunia," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (15/1).

Dalam HR Bukhari disebutkan, "Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan".

Kiai Cholil menyebut Allah SWT tidak mengangkat atau menghapus ilmu dari dunia secara langsung. Allah SWT menghapus ilmu dengan memanggil ulama atau kiai yang kerap berdakwah.

Setelah ulama-ulama ini diangkat, ia menyebut tidak ada lagi rawi ilmu agama. Rawi merupakan orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits. Dalam sebuah ilmu agama, ia menyebut wajib ada sanad atau sandarannya. "Kita (umat Muslim) jelas kehilangan ulama, pejuang, dan orang yang menyebarkan agama islam. Kita kehilangan ilmu," lanjutnya.

Terkait kabar duka yang datang beberapa hari terakhir, Kiai Cholil menyebut ada dua hikmah yang bisa diambil umat Islam. Pertama, menyiapkan kader-kader ulama di masa akan depan. Ia mengaku, untuk hal ini membutuhkan waktu yang panjang.

Umat Muslim di Indonesia merupakan thalibul 'ilmi atau para penuntut ilmu. Maka, sejatinya harus siap mengikuti misi para habaib dan ulama, meneruskan dakwah mereka.

Kedua, terkait menyebarnya pandemi Covid-19, hal ini sempat dialami Syekh Ali Jaber. Meski telah dikatakan negatif, penyakit ini berdampak pada paru-paru.

Dengan peristiwa yang dialami almarhum Syekh Ali Jaber, ia menyebut bisa menjadi pelajaran agar menghindari hal-hal yang bisa membahayakan. Vaksin adalah bagian dari proses manusia berobat, agar terhindar dari tularan virus Covid-19.

"Saya jelas sedih dengan berita duka dua hari berturut ini. Kalau ada yang tidak sedih dan tidak merasa kehilangan, maka sudah tertutup hatinya, perlu dipertanyakan keimanannya," ujarnya.

Terakhir, Kiai Cholil Nafis kembali mengajak umat untuk terus belajar dan menuntut ilmu, menghormati guru dan mencintai ulama. Dengan begitu, dakwah yang dilakukan para ulama bisa diteruskan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement