Sabtu 16 Jan 2021 00:30 WIB

DMI: Pemuda Islam Harus Santun Menggunakan Medsos

Dalam menggunakan medsos hindari sikap saling mengejek, menyinggung orang lain.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen Pol (P) Syafruddin, meminta seluruh pemuda Muslim agar menggunakan media sosial secara santun. Pesan ini ia sampaikan khususnya bagi pemuda Muslim yang bernaung di bawah organisasi pemuda DMI.

Lebih lanjut, Syafruddin meminta agar dalam menggunakan media sosial menghindari sikap saling mengejek, menyinggung, menyindir, atau bahkan menyerang pihak lain. Permintaan tersebut disampaikan Syafruddin dalam acara silaturahmi bersama Pengurus Pusat Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) DMI, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (15/1).

Baca Juga

"Saya melihat ada potensi perpecahan yang bisa tersulut karena banyak akun sosial media yang saling menyerang atau menyebar fitnah,” ujar Syafruddin dalam keterangan yang diterima Republika, Jumat (15/1).

Syafruddin juga berpesan agar seluruh pemuda di bawah naungan organisasi DMI, tidak saling menyerang sesama muslim. Sesama pemeluk agama Islam harus bersatu dan tidak menyerang kelompok non-muslim karena tidak ada gunanya.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan agar tidak menyerang pemerintah. Pemerintah Indonesia sejauh ini disebut telah bekerja dengan baik. Kepada para pemuda, ia meminta agar mewaspadai pihak-pihak yang ingin mengadu domba sesama bangsa, umat beragama, ataupun sesama Muslim.

Organisasi Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) DMI  merupakan badan otonom yang disahkan pembentukan oleh DMI pada tahun 2015. Saat ini terdapat empat organisasi pemuda Islam yang berada di bawah naungan DMI.

Keempat organisasi yang dimaksud antara lain, Prima DMI, Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI), Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI), serta Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF). Pada kesempatan yang sama, Syafruddin selanjutnya menyebut di tengah pandemi Covid-19, aktivitas di sosial media semakin ramai. Hal ini dikarenakan semakin banyak orang-orang yang mengisi waktu dengan menuangkan pikiran atau sekedar membaca.

Ironisnya, banyak info palsu atau hoaks yang disebarkan di media sosial. Kondisi ini bisa mengakibatkan orang-orang yang membacanya jadi salah mendapatkan informasi.

Terakhir, Syafruddin berpesan kepada para pemuda Islam untuk menunjukkan kebesaran Islam yang santun dan cinta damai. "Jangan hanya lips service bahwa kita besar dan santun, tetapi mari kita tunjukkan dengan segala tindakan kita, termasuk dalam ber-sosial media,” ujar Syafruddin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement