REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea FC dalam situasi yang kurang ideal. Armada the Blues hanya sekali meraih kemenangan di enam pertandingan terakhir.
Selama periode tersebut, Timo Werner dan rekan-rekan mengalami empat kekalahan. Satu partai berkesudan imbang. Fakta demikian membuat pelatih London Biru, Frank Lampard berada di bawah tekanan.
Belakangan, rumor yang bersangkutan bakal dipecat, kian nyaring terdengar. Anehnya Lampard justru menikmati hal itu. Andrenalinnya terpacu.
Ia sudah memahami risiko profesi ini. Justru ketika hal-hal berjalan baik, ia merasa khawatir. Ia takut dilanda kepuasan berlebihan. Semisal ketika timnya mencatat rekor tak terkalahkan.
"Sekarang saya merasa ini lebih menantang. Saya bisa mengetahui lebih banyak tentang diri saya, pemain, dan staff. Justru pekerjaan saya, lebih terasa menyenangkan," kata Lampard, dikutip dari Sportsmole, Sabtu (9/1).
Ia merasa wajar jika tekanan meningkat. Itu karena tingginya ekspektasi terhadap perjalanan klub ini. Lampard menegaskan status Chelsea sebagai salah satu tim besar di Inggris dan dunia.
Ia dalam posisi kembali membangun klub tersebut menuju kejayaan. "Jadi saya mengharapkan situasi ini. Saya melakukan apa yang harus saya lalukan. Saya tidak pernah berharap semuanya terasa mudah," ujar arsitek 42 tahun ini.
Masih banyak waktu bagi sang legenda berbenah. Musim 2020/21 bahkan belum mencapai setengahnya. Kendati demikian, Lampard wajib menunjukkan aksi nyata. Timnya harus kembali ke jalur kemenangan.
Jika tidak maka ia berpotensi mengikuti jejak sederet juru taktik Chelsea sebelumnya. Klub tersebut gemar memecat pelatih. Sosok dengan nama mentereng macam Antonio Conte dan Jose Mourinho pernah menjadi korban.
Kesempatan Lampard untuk merasakan aroma kemenangan ada di depan mata. The Blues bakal bertemu tim League Two, Morecambe pada putaran ketiga Piala FA. Duel tersebut berlangsung di Stadion Stamford Bridge, London, Ahad (10/1) malam WIB.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
