Sabtu 09 Jan 2021 05:05 WIB

Translokasi Orangutan Kembali Dilakukan di Kalimantan Barat

Translokasi semacam ini hanyalah solusi sementara.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Translokasi Orangutan Kembali Dilakukan di Kalimantan Barat. Orangutan (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Septianda Perdana
Translokasi Orangutan Kembali Dilakukan di Kalimantan Barat. Orangutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tim gabungan Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I dan IAR Indonesia kembali menyelamatkan satu individu orangutan jantan dewasa. Orangutan yang diberi nama Boncel tersebut diselamatkan di Transmigrasi Sungai Pelang, Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Ini adalah kali kedua Boncel dievakuasi dari tempat yang sama untuk kemudian dilakukan upaya translokasi. Meskipun ditranslokasikan di hutan yang sama, kali ini titik pelepasan berada lebih jauh di dalam hutan untuk memastikan Boncel tidak lagi keluar hutan dan memasuki kebun warga.

"Berulangnya translokasi ini menunjukkan bahwa upaya pelestarian satwa liar yang dilindungi merupakan kerjasama semua pihak. Masyarakat dapat mendukung dengan melakukan upaya pencegahan kerusakan dan perbaikan habitat satwa liar," kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat (Kalbar), Sadtata Noor Adirahmanta, dalam keterangannya, Jumat (8/1).

Sebelumnya, Boncel telah ditranslokasi dari kebun milik warga di Desa Sungai Pelang ke Hutan Desa Sungai Besar pada pertengahan bulan Agustus lalu. Translokasi ini terpaksa dilakukan dengan pertimbangan upaya mitigasi konflik dan penggiringan orangutan ini kembali ke hutan sangat sulit dilakukan.

 

Translokasi orangutan yang dilakukan pada bulan Agustus lalu berjalan lancar. Meskipun kegiatan ini sukses memindahkan orangutan ke hutan yang lebih baik untuk kehidupannya, translokasi semacam ini hanyalah solusi sementara.

Balai KSDA Kalbar mencatat jika ancaman terhadap kelangsungan hidup orangutan bertambah sejak kebakaran besar melanda sebagian hutan habitat orangutan wilayah di Ketapang pada 2019 silam. Hutan yang terbakar dan masifnya pembukaan lahan menyebabkan banyak orangutan kehilangan tempat tinggal dan dan sumber penghidupannya.

Orangutan-orangutan ini pergi meninggalkan rumahnya yang hancur dan masuk ke kebun warga untuk mencari makan. Kemudian menyebabkan tingginya jumlah perjumpaan manusia dengan orangutan yang tidak jarang menimbulkan konflik yang dapat merugikan orangutan dan manusia itu sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement