Jumat 08 Jan 2021 16:58 WIB

Wagub DKI: Rumah Sakit Enggak Bisa Disulap

Wagub DKI mengatakan penambahan RS atau nakes tak mampu kejar penularan Covid

Rep: Flori Sidebang/ Red: Esthi Maharani
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria saat memberikan keterangan pers di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/12).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria saat memberikan keterangan pers di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan untuk menangani Covid-19. Namun, menurut Ariza, hal itu juga harus dibarengi dengan kepatuhan serta kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Sebab, ia menuturkan, meskipun pihaknya mengupayakan penambahan rumah sakit maupun tenaga kesehatan (nakes), tidak akan mampu mengejar cepatnya penularan virus corona.

"Betapa pun cepatnya, hebatnya, baiknya, pelayanan yang kami berikan tidak bisa ya mengejar cepatnya penularan Covid kalau kita masih tidak disiplin, tidak patuh, tidak taat terhadap prokes," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (8/1).

Ariza menilai, kemampuan untuk menambah jumlah rumah sakit, nakes, serta obat-obatan untuk penanganan Covid-19 tidak bisa secepat virus itu menyebar di tengah masyakarat. Dia menjelaskan, penambahan fasilitas pelayanan tersebut membutuhkan proses yang lebih panjang.

"Karena rumah sakit kan enggak bisa disulap. Tenaga dokter kan bukan ngerekrut, ya mohon maaf, kan bukan ngerekrut tenaga kebersihan. Tapi kalau tenaga kesehatan, prosesnya panjang, rumah sakit, ruang ICU. Jadi kami minta seluruh warga bersama-sama mari kita patuh dan taat disiplin melaksanakan prokes," ujarnya.

Selain itu, sambung dia, saat ini pun mulai muncul varian baru dari virus corona sehingga ia meminta dukungan dari seluruh warga untuk bersama-sama menangani pandemi Covid-19 ini.

"Tidak hanya warga Jakarta, tapi juga warga lainnya, karena ternyata menurut data dari Dinkes ya, kurang lebih 28 persen sampe 30 persen itu yang gunakan fasilitas rumah sakit, ruang ICU, tempat tidur, dan lain-lain itu warga luar Jakarta. Tentu sebagai pemerintah siapapun kita layani dengan baik, tidak hanya yang ber-KTP Jakarta," ungkap dia.

Ariza mengungkapkan, hingga kini, tingkat keterisian tempat isolasi di Jakarta sudah mencapai 85 persen. Sementara itu, tingkat keterisian ruang ICU sebesar 80 persen.

"Tingkat keterisiannya itu sudah mencapai kemarin itu sudah mencapai 85 persen, ruang ICU juga begitu kurang lebih sampai 80 persen. Ini terus akan kita tingkatkan. Jadi kami akan kerja keras meningkatkan berbagai fasilitas," jelasmya.

"Tapi sekali lagi kita semua harus lebih keras lagi bekerja. Karena kecepatan virus lebih cepat dari membuat masker, apalagi membuat rumah sakit," sambungnya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement