Kamis 07 Jan 2021 18:22 WIB

Boeing 737 Max Kembali Mengudara, Penumpang tak Khawatir

Maskapai memberi pilihan juga pelanggan menolak terbang dengan pesawat jenis ini.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Hiru Muhammad
 Pemandangan udara dari pesawat Boeing 737 Max 8 milik American Airlines dan United Airlines yang diparkir di Boeing Field di Seattle, Washington, AS, 21 Juli 2019 (diterbitkan ulang 18 November 2020). Federal Aviation Administration (FAA) AS pada 18 November 2020 membatalkan pesanan yang menghentikan operasi komersial pesawat penumpang Boeing 737-8 dan 737-9. FAA mengatakan perubahan desain itu menuntut
Foto: EPA-EFE/GARY HE EDITORIAL USE ONLY
Pemandangan udara dari pesawat Boeing 737 Max 8 milik American Airlines dan United Airlines yang diparkir di Boeing Field di Seattle, Washington, AS, 21 Juli 2019 (diterbitkan ulang 18 November 2020). Federal Aviation Administration (FAA) AS pada 18 November 2020 membatalkan pesanan yang menghentikan operasi komersial pesawat penumpang Boeing 737-8 dan 737-9. FAA mengatakan perubahan desain itu menuntut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat pekan setelah Boeing 737 Max kembali melayani kepentingan komersial, penumpang dikabarkan puas atas pengalamannya terbang dengan pesawat itu. Padahal, pesawat tersebut sempat dilarang terbang selama 20 bulan setelah dua kecelakaan fatal yang menelan 346 korban jiwa.

Kedua kecelakaan tersebut disebabkan oleh sistem anti-stall yang salah, atau dikenal sebagai Maneuvering Characteristics Augmentation System

(MCAS) yang memaksa hidung pesawat turun meskipun pilot berupaya menyelamatkan pesawat. Sejauh ini, Boeing telah membuat perubahan substansial pada sistem dan menambahkan fitur lain. Alhasil, regulator menyetujui Boeing 737 Max untuk melayani penumpang di AS, Eropa, dan Brasil.

Gol, maskapai penerbangan Brasil yang pertama kali kembali meminang jet tersebut pada 9 Desember, baru saja mengumumkan jika jumlah penumpangnya lebih tinggi dari November lalu. Meskipun, angka itu nyatanya belum mencakup varian sebelumnya, 737. Faktor muatan (proporsi kursi yang ditempati) untuk Desember adalah 81 persen, hanya turun 1 persen dari bulan yang sama pada 2019, meskipun dengan sekitar sepertiga penerbangan lebih sedikit.

Meski demikian, kepala eksekutif Gol, Paulo Kakinoff mengatakan, pihaknya sangat senang setelah Boeing 737 Max kembali ke ranahnya. "The Max adalah salah satu pesawat paling efisien dalam sejarah penerbangan dan satu-satunya yang menjalani proses sertifikasi ulang lengkap, memastikan tingkat keamanan dan keandalan tertinggi." jelasnya dikutip dari independent, Kamis (7/1).

Sejauh ini, jumlah pelancong memang relatif rendah. Di AS, laporan awal jumlah penumpang dari American Airlines juga tidak menunjukkan kekhawatiran yang jelas tentang terbang dengan pesawat ini. 

Maskapai tersebut kembali mengoperasikan Boeing 737 Max  terbang antara Miami dan New York. Namun demikian, dalam pernyataanya, American Airlines menginformasikan jika penumpang tidak perlu terbang menggunakan Boeing 737 Max, jika tidak menginginkannya. "Kami akan memberikan fleksibilitas tambahan untuk memastikan pelanggan kami dapat dengan mudah ditampung kembali jika mereka memilih untuk tidak terbang dengan jenis pesawat ini," kata maskapai tersebut.

Mereka menambahkan, jika jenis pesawat yang digunakan adalah 737 Max, penumpang dapat memesan ulang pada penerbangan berikutnya yang tersedia tanpa biaya. Termasuk, mengubah rencana perjalanan mereka dalam radius 300 mil tanpa biaya tambahan atau membatalkan voucher. Sebagai informasi, American Airlines saat ini memiliki 24 pesawat Boeing 737 Max di armadanya, dengan tambahan 76 sedang dipesan.

Di Eropa, yang menjadi pelanggan terbesar untuk Max adalah Ryanair, yang memiliki 210 pesanan. Rencananya, penerbangan kembali di sana akan dimulai dengan menerbangkan jet itu dari London Stansted dan markasnya di Dublin.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement