Kamis 07 Jan 2021 05:46 WIB

Selamat Jalan King of the Kippax

Rekam jejak itulah yang terekam di hati para pemuja City buat sosok Colin Bell

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Colin Bell
Foto: skysport
Colin Bell

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Fan Manchester City menjulukinya the King of the Kippax. Semasa menjadi pemain, sosok yang digambarkan bertenaga kuda itu diakui sebagai salah satu pemain terhebat City sekaligus salah satu gelandang terbaik Inggris pada masanya, pengujung dekade 1960an hingga 1970an.

Rekam jejak itulah yang terekam di hati para pemuja City buat sosok Colin Bell — pria yang diawal dikenal dengan julukannya the King of the Kippax. Pada Selasa (5/1) waktu setempat, Bell telah menutup mata untuk selamanya. Ia meninggal di usia ke-74. Manajemen City mengumumkan penyebab kematian Bell tak berhubungan dengan Covid-19.

"Bell meninggal dengan damai sore ini setelah penyakit singkat yang tidak berhubungan dengan Covid-19, pada usia 74. Dia meninggalkan istri Marie, anak-anak Jon dan Dawn dan cucu, Luke, Mark, Isla dan Jack,” demikian bunyi pernyataan klub dilansir dari Sportsmole, Rabu (6/1).

Ungkapan duka langsung mengalir. Mantan bek City, Micah Richards, menyematkan Bell sebagai raja Manchester City yang sesungguhnya. “Dia tak akan pernah bisa tergantikan,” kata Richards saat diwawancara BBC Radio 5 Live.

“Bell itu sosok yang sangat pemalu dan rendah hati. Tak dapat ditampik lagi kalau dia memang seorang legenda,” sambung Richards kembali.

Bell tercatat mengantungi 492 caps dengan mencetak 152 gol selama 13 tahun berseragam City. Dia bergabung dengan City pada 1966 dari Bury. Ia memiliki jasa besar kepada City, salah satunya mengantarkan klub tersebut meraih promosi ke divisi teratas pada tahun pertamanya.

Bell tercatat juga sebagai salah satu pemain menonjol sewaktu mengalahkan Manhester United. Kemenangan itu membantu City memenangkan gelar Divisi Pertama pada 1968. Ia juga turut membawa City meraih trofi Piala FA 1969 dan dua trofi lagi pada 1970 yaitu Piala Liga dan Piala Winners Eropa. Bell juga pencetak gol terbanyak klub sebanyak tiga kali.

Mantan kapten City, Vincent Kompany, memberikan pula penghormatan atas wafatnya Bell. Ia mengacungkan jempol atas karakter Bell yang baik sebagai pemain bola profesional. “Dia adalah sosok yang luar biasa dan baik hati ketika saya berjumpa dengannya,” kata Kompany.

Perihal kehebatan di atas lapangan hijau, Sir Bobby Charlton pernah mengakui aksi Bell. Dalam autobiografi yang diterbitkan pada 2005, legenda sepak bola Inggris itu menyatakan Bell adalah pemain yang cerdas.  

''Dia adalah atlet yang luar biasa dengan kecerdasan sepak bola hebat dan sosok yang sangat berdedikasi. Dia tak perlu diberi motivasi, dia sudah melakukannya sendiri,'' begitu pengakuan Sir Bobby, dikutip dari //the Guardian//, Rabu.

Apa yang dikatakan Sir Bobby Charlton bukan omong kosong. Sebab ia pernah satu tim dengannya di tim nasional Inggris. Saat itu, legenda Manchester United tersebut kagum dengan kekuatan dan kebugaran Bell.

Bell pun terpilih sebagai salah satu pemain Team of the Year Divisi Satu PFA pada 1974/75. Sayang, setelah itu Bell mengalami cedera serius pada lututnya, usai ditekel oleh pemain MU Martin Buchan di Piala Liga pada November 1975. Cedera itu pun berdampak besar dalam kariernya.

Sampai akhirnya Bell meninggalkan City pada 1979, dan berusaha memperbaiki kariernya dengan bergabung ke San Jose Earthquakes di North American Soccer League, sebelum pensiun pada 1980. City pun tak melupakan pengabdian Bell selama 13 tahun di Maine Road, bekas stadion City.

Pada 2004, City menyematkan namanya dalam salah satu tribun di Etihad Stadium. Selain itu, City juga akan menggunakan jersey retro No. 8, saat menjalani pertandingan semifinal Piala Carabao lawan Manchester United, Kamis (7/1) dini hari WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement