Rabu 06 Jan 2021 13:40 WIB

Covid Melonjak, Senegal Berlakukan Status Darurat

Jam malam akan diberlakukan di wilayah Dakar dan Thies.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Presiden Senegal Macky Sall pada Selasa (5/1) mengumumkan keadaan darurat baru sebagai tanggapan atas meningkatnya kasus virus Corona di beberapa bagian negara Afrika Barat itu. Mulai Rabu (6/1), jam malam akan diberlakukan di wilayah Dakar dan Thies.

Sall menyebut 90 persen kasus ada di dua wilayah tersebut. Penggunaan masker akan menjadi wajib dan pertemuan besar dilarang.

Baca Juga

Langkah-langkah baru itu muncul enam bulan setelah keadaan darurat pertama dicabut dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi yang terpukul keras oleh pembatasan pergerakan selama gelombang pertama virus.

Menurut data Reuters, Senegal telah melaporkan 19.964 infeksi Covid-19 dan 428 kematian sejak pandemi dimulai.  "Ini adalah saat yang sulit," kata Sall di televisi nasional. "Atas rekomendasi layanan medis, saya memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat di dua wilayah."

Sebagian besar Afrika sub-Sahara, termasuk Senegal, telah terhindar dari wabah skala besar yang terlihat di Eropa dan Amerika Serikat. Para ilmuwan mengatakan itu sebagian disebabkan oleh populasi yang lebih muda dan cara cepat pemerintah bergerak untuk menahan virus ketika pertama kali tiba tahun lalu.

Tetapi lonjakan baru-baru ini di banyak negara di Afrika Barat telah menimbulkan kekhawatiran bahwa penyebaran dapat meningkat karena langkah-langkah pencegahan mereda dan cuaca lebih dingin turun.

Jam malam Senegal akan berlaku dari pukul 21.00 hingga 05.00 waktu setempat. Tidak jelas apakah perjalanan antarwilayah akan dilarang, seperti yang terjadi pada keadaan darurat tahun lalu.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement