Selasa 05 Jan 2021 05:20 WIB

Kematian di Korsel Melebihi Jumlah Kelahiran

Korsel masih bergulat dengan tingkat kelahiran terendah.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Kematian di Korsel Melebihi Jumlah Kelahiran. Orang-orang yang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona berjalan di bawah spanduk yang menekankan kampanye jarak sosial yang ditingkatkan di depan Balai Kota Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 25 November 2020.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Kematian di Korsel Melebihi Jumlah Kelahiran. Orang-orang yang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona berjalan di bawah spanduk yang menekankan kampanye jarak sosial yang ditingkatkan di depan Balai Kota Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 25 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kematian di Korea Selatan (Korsel) melebihi jumlah kelahiran. Sejauh ini, Korsel masih bergulat dengan tingkat kelahiran terendah dan proporsi lansia tertinggi di dunia.

Menurut angka sensus, sekitar 307.764 orang meninggal tahun ini, sementara hanya 275.800 bayi lahir. Dikutip dari The Week, Senin (4/1), total populasi di negara itu juga telah menyusut.

Baca Juga

Hingga kini, populasi Korsel adalah 51.829.023 jiwa. Sebanyak 24 persen di antaranya merupakan warga berusia di atas 60 tahun.

Tren perubahan jumlah penduduk, memberikan tekanan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan yang mendorong masyarakat memiliki keluarga yang lebih besar. Pergeseran penduduk juga berdampak pada perekonomian karena berkurangnya jumlah kaum muda di sektor tenaga kerja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement