Senin 04 Jan 2021 19:04 WIB

Zubaidah, Perempuan di Balik Suksesnya Dinasti Abbasiyah

Zubaidah sangat mencintai ilmu pengetahuan dan dermawan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Zubaidah, Perempuan di Balik Suksesnya Dinasti Abassiyah.
Foto: muslimgirl.net
Zubaidah, Perempuan di Balik Suksesnya Dinasti Abassiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat masa Dinasti Abbasiyah, ada tokoh ulama perempuan sekaligus putri dari khalifah yang sangat dermawan. Dia adalah Zubaidah binti Abu Ja’far al-Manshur.

Ayahnya merupakan khalifah kedua Dinasti Abbasiyah. Zubaidah lahir di Kota Mosul, Irak pada 766 masehi dan wafat di Baghdad tahun 831 masehi.

Baca Juga

Sang ibu, bernama Salsabil. Zubaidah menikah dengan Harun ar-Rasyid yang kemudian menjadi khalifah terkenal.

Dijelaskan dalam buku Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah oleh K.H. Husein Muhammad, sosok Zubaidah adalah perempuan yang cerdas, baik hati, cantik, dan sangat mencintai ilmu pengetahuan. Kecintaannya terhadap sastra membuat dia menjadi seorang penyair.

Konon, dia sering mengundang para cendekiawan dan sastrawan terkemuka ke istananya untuk berdisusi tentang sastra dan pembacaan puisi. Beberapa di antaranya adalah penyair Abu Nawas, Husein bin adh-Dhahak, sastrawan dan filsuf al-Jahizh, Muslim bin al-Walid, Abu al-‘Atahiyah, dan lain-lain.

Pada masa itu, sastra dan ilmu pengetahuan berkembang pesat dan Baghdad menjadi pusat peradaban dunia. Islam mengalami zaman keemasan atau yang disebut The Golden Age.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement