Ahad 03 Jan 2021 12:06 WIB

Studi: 'Hormon Cinta' Bantu Jaga Tulang Kuat Hingga Tua

Seiring bertambahnya usia, penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Lansia (ilustrasi)
Foto: pixy.org
Lansia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring bertambahnya usia, penting untuk melakukan banyak hal demi menjaga tulang tetap kuat dan sehat. Belum lagi, pengeroposan tulang lebih sering terjadi pada wanita yang menua daripada pria.

Pasalnya, perempuan cenderung kehilangan massa tulang karena penurunan estrogen selama tahun-tahun menjelang menopause. Namun, ada beberapa cara utama agar kita dapat menghindari masalah seperti osteoporosis, artritis, dan nyeri serta nyeri tulang di masa tua.

Baca Juga

Baru-baru ini, para ilmuwan mungkin telah menemukan salah satu strategi yang cukup menenangkan. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, para peneliti dari São Paulo State University di Brasil menemukan oksitosin yang umumnya dikenal sebagai 'hormon cinta', dapat membantu mencegah atau mengobati osteoporosis pada wanita.

"Menerima hormon cinta menunjukkan peningkatan pembaruan tulang dan ekspresi protein yang mendukung pembentukan tulang dan mineralisasi,” kata Menegati Dornelles, penulis utama studi tersebut, seperti dilansir dari laman First For Women, Senin (3/1).

Penelitian ini menunjukkan beberapa informasi penting, terutama bagi wanita yang tiga hingga empat kali lebih mungkin mengalami patah tulang pinggul. Pada tahun-tahun setelah patah tulang, kemandirian dan mobilitas kita menderita dan itu juga meningkatkan risiko kematian kita.

Untungnya, ada banyak cara untuk meningkatkan kadar oksitosin secara alami. Oksitosin dikenal sebagai "hormon cinta" karena dilepaskan saat kita mengalami perasaan terikat. Ikatan pemicu hormon yang paling umum adalah antara orang tua dan bayi. Hormon cinta dapat dihidupkan saat berpelukan dengan pasangan, atau bahkan memeluk teman dan anggota keluarga.

Beberapa cara lain yang terbukti meningkatkan oksitosin, termasuk mendengarkan atau membuat musik sendiri. Kemudian, aktivitas seperti yoga dan meditasi, membelai atau bermain dengan hewan peliharaan, hingga berhubungan seks, dan memberi atau menerima pijatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement