Senin 28 Dec 2020 10:15 WIB

PKS Incar 52,5 Persen Rakyat yang Kecewa Pemerintahan Jokowi

Pemilu 2024 jadi momentum bagi PKS untuk menjadi lebih besar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyampaikan pidato politik saat Musyawarah Nasional (Munas) V PKS di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Agenda Munas V PKS membahas arah kebijakan partai lima tahun ke depan dan ikrar pengurus DPP PKS 2020-2025.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyampaikan pidato politik saat Musyawarah Nasional (Munas) V PKS di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Agenda Munas V PKS membahas arah kebijakan partai lima tahun ke depan dan ikrar pengurus DPP PKS 2020-2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menjadikan momentum pemilihan umum (Pemilu) 2024 sebagai momentum kemenangan mereka. Untuk itu, mereka mengincar suara publik yang merasa tak puas dengan pemerintahan Joko Widodo.

Presiden PKS, Ahmad Syaikhu merujuk survei litbang yang menunjukkan bahwa 52,5 persen responden mengaku tak puas dengan kepemimpinan Jokowi. Angka tersebutlah yang diincar oleh pihaknya.

"Angka 52,5 persen bukan angka yang kecil. Suara rakyat yang tidak puas tersebut harus dipastikan mampu berlabuh di PKS," ujar Syaikhu dalam siaran Musyawarah Wilayah (Muswil) V PKS di Youtube DPP PKS yang dilihat Senin (28/12).

Target minimal PKS, kata Syaikhu, adalah sebesar 15 persen pada Pemilu 2024. Serta mengusung kader menjadi calon presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2024.

"Amanah ini akan tetap kita pegang terlebih dulu, kita ingin menokohkan kader-kader terlebih dulu untuk menjadi capres dan cawapres," ujar Syaikhu.

Dia mengaku optimistis, 2024 jadi momentum bagi PKS untuk menjadi lebih besar. Perjuangan dan kerja sama para kader diharapkan dapat tercipta guna merealisasikan tujuan tersebut.

"Inilah momentum untuk membuat PKS menjadi partai yang semakin besar, semakin dicintai dan mendapatkan kepercayaan publik secara luas," ujar Syaikhu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement