Sabtu 26 Dec 2020 22:39 WIB

Pasar Otomotif Diprediksi Mulai Pulih Tahun Depan

Tren pemulihan mulai terlihat di akhir tahun ini.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/Khoirul Azwar/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengunjung mengamati kendaraan mobil yang dipajang di Bursa mobil bekas Blok M, Jakarta, Senin (24/6). Menurut penjual mobil KJM Garage, Putra mengaku mengalami kenaikan penjualan mobil bekas dan langka mencapai 25 persen pada masa new normal ditengah pandemi COVID-19 dengan kisaran harga jual muali dari Rp50 juta hingga Rp1 miliyar.  Selain itu dilansir dari data OLX Indonesia, jumlah penjualan mobil bekas melalui platform OLX mulai berangsur normal di kisaran 80 persen
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati kendaraan mobil yang dipajang di Bursa mobil bekas Blok M, Jakarta, Senin (24/6). Menurut penjual mobil KJM Garage, Putra mengaku mengalami kenaikan penjualan mobil bekas dan langka mencapai 25 persen pada masa new normal ditengah pandemi COVID-19 dengan kisaran harga jual muali dari Rp50 juta hingga Rp1 miliyar. Selain itu dilansir dari data OLX Indonesia, jumlah penjualan mobil bekas melalui platform OLX mulai berangsur normal di kisaran 80 persen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2021 segera tiba. Lembaran baru pun diharapkan dihiasi oleh sejumlah kabar gembira, termasuk dalam hal pemulihan pasar otomotif Tanah Air. Para pelaku industri mobil meyakini, tahun depan jadi momentum pemulihan pasar secara bertahap.

Baca Juga

Pengamat otomotif, Bebin Juana, mengatakan, sifat optimistis itu dinilai masuk akal. Sebab, tren positif dari sisi penjualan sudah mulai terlihat pada beberapa bulan terakhir tahun 2020.

"Catatan penjualan 2021 di perkirakan akan lebih baik di ban dingkan dengan tahun ini. Karena, pemulihan sudah terlihat di penghujung tahun ini," kata Bebin kepada Republika.co.id pada Rabu (23/12).

Meskipun, ia mengakui, catatan penjualan 2021 belum akan setara dengan angka 2019. Tapi, hal itu dinilai cukup wajar mengingat pemulihan pasar memerlukan waktu yang tidak sebentar. Sebab, lanjut dia, pandemi masih belum berakhir. Jadi wa jar jika memang permintaan ken daraan dan daya bali masya rakat belum pulih sepenuhnya.

Dengan pertimbangan itu, ia meyakini total rekapitulasi penjualan tahun depan akan lebih baik dibanding 2020. "Saya perkirakan total penjualan 2021 mampu mencapai level 800 ribu unit," ucapnya.

Menurut Bebin, pemulihan pasar tahun depan dapat berja lan dengan natural tanpa intervensi pemerintah yang secara langsung menyasar industri otomotif. Pemulihan itu dapat berjalan dengan natural seiring dengan kebutuhan masyarakat dan peningkatan daya beli.

"Seringkali intervensi justru membuat roda pergerakan bergerak dengan semu. Karena, saat stimulan itu tak lagi diterapkan, pasar justru kembali melemah. Oleh karena itu, saya rasa saat ini lebih baik pasar dapat bergerak alami dengan beragam kemudahan yang sudah ada saat ini," kata dia.

Beragam kemudahan yang sudah ada saat ini, di antaranya adalah penawaran bunga ringan dari sejumlah lembaga keuangan. Ia menilai, bunga ringan me rupakan hal yang signifikan da lam menunjang pemulihan pa sar, mengingat mayoritas konsumen Indonesia melakukan pembelian kendaraan dengan skema kredit.

Oleh karena itu, ia justru berharap seluruh pabrikan bisa lebih agresif dalam memberikan stimulan terhadap konsumen. Ia mendorong agar pabrikan terus menghadirkan inovasi produk dan layanan demi mampu mem berikan yang terbaik bagi konsumen.

Selain itu, pabrikan juga diharapkan terus meningkatkan sinergi dengan leasing dan lembaga asuransi, sehingga konsumen kian dimudahkan dalam memenuhi kebutuhan kendaraan.

"Jika seluruh terobosan itu dapat dilakukan, maka pemulihan pasar dapat kian cepat terca pai. Mungkin saja, seluruh terobosan yang dilakukan pada 2021 itu nantinya membuat total penjualan pada 2022 sudah mampu melampaui catatan pada 2019. Tapi tentu, semua itu juga sangat bergantung pada kapan pandemi ini bisa teratasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement