Jumat 25 Dec 2020 17:24 WIB

Pasien Positif Covid-19 Cianjur Tembus Lebih dari 1000 Orang

Saat ini, ruang isolasi di Cianjur tidak dapat menampung seluruh pasien Covid-19.

Saat ini, ruang isolasi di Cianjur tidak dapat menampung seluruh pasien Covid-19 (Foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Saat ini, ruang isolasi di Cianjur tidak dapat menampung seluruh pasien Covid-19 (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah pasien positif COVID-19 hingga Jumat (25/12) mencapai lebih dari 1000 orang. Saat ini, ruang isolasi tidak dapat menampung seluruh pasien.

Dinkes Cianjur kembali menambah puluhan ruang isolasi baru di Balai Pelatihan Kesehatan Cimacan. Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur Jumat, mengatakan, jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 1.115 orang yang menjalani isolasi di rumah sakit, vila khusus, wisma kesehatan, dan Balai Pelatihan Kesehatan.

Baca Juga

"Kami sudah mengajukan ke Kementerian Kesehatan untuk memakai 70 ruangan isolasi di balai pelatihan yang terletak bersebelahan dengan RSUD Cimacan-Cipanas. Ini kami lakukan karena 500 lebih ruangan yang tersedia saat ini penuh, baik di rumah sakit atau tiga lokasi isolasi lainnya," kata Yusman, Jumat (25/12).

Ia menjelaskan, penularan yang terjadi secara sporadis sejak satu bulan terakhir, membuat angka kesembuhan menurun dari 65 persen menjadi 50 persen, karena banyak ditemukan klaster baru, seperti pondok pesantren dan klaster keluarga. Oleh karena itu, beberapa pekan terakhir, pihaknya menerapkan sistem antrean bagi pasien yang akan menjalani isolasi di tempat khusus. Pasien baru, terpaksa menjalani isolasi di rumah dengan pengawasan dari Satuan Tugas (Satgas) dan tim kesehatan dari Puskesmas terdekat.

"Berbagai upaya cepat dilakukan termasuk dalam memutus rantai penyebaran, ketika ditemukan pasien baru, langsung dilakukan penelusuran dengan melakukan tes cepat dan usap atau RT-PCR. Untuk saat ini, pemeriksaan tes usap antigen akan lebih digencarkan karena hasilnya dapat langsung diketahui," katanya.

Selama pandemi COVID-19, tutur dia, pasien meninggal dunia karena virus berbahaya tersebut, mencapai 9 orang, salah satunya Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga.

"Upaya untuk menekan angka penularan dan memutus rantai penyebaran tetap dengan menerapkan protokol kesehatan ketat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement