Kamis 24 Dec 2020 02:11 WIB

Bogasari Dampingi 70 UKM Raih Sertifikasi Halal

Total ada 6.000 pedagang yang telah menjual mi ayam bersertifikat halal.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Sebanyak 70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI dengan bantuan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Ini merupakan program tahun kedua Bogasari dalam membantu pengurusan sertifikat halal bagi UKM mitra binaan.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Sebanyak 70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI dengan bantuan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Ini merupakan program tahun kedua Bogasari dalam membantu pengurusan sertifikat halal bagi UKM mitra binaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI dengan bantuan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Ini merupakan program tahun kedua Bogasari dalam membantu pengurusan sertifikat halal bagi UKM mitra binaan.

Tahun ini, UKM yang mendapat sertifikasi halal berasal dari paguyuban produsen mie ayam anggota Paguyuban Mie Tunggalrasa dan Paguyuban Mie Ayam Surabaya (PAMAS). Wakil Kepala Divisi Bogasari, Erwin Sudharma mengatakan dengan program ini, total ada sekitar 5.300 hingga 6.000 pedagang yang telah menjual mi ayam bersertifikat halal.

"Sudah menjadi komitmen Bogasari, apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, untuk menjaga keberlangsungan dan peningkatan usaha para UKM," katanya dalam acara penyerahan sertifikasi halal pada mitra paguyuban, Rabu (23/12).

Erwin mengatakan sertifikasi halal semakin penting bagi pedagang untuk bisa menjajakan produknya, apalagi di masa pandemi. Jumlah konsumsi tepung terigu dari masing-masing usaha mi penerima sertifikat ini beragam, mulai dari delapan sak atau 200 kg per bulan hingga ada yang 75 ton per bulan. 

 

Sehingga kalau ditotalkan jumlah pemakaian terigu 50 UKM ini bisa mencapai 600 ton per bulannya. Sementara serapan tenaga kerja dari 50 UKM ini bisa mencapai 5.300 pekerja.

"Ini baru produktivitas dan serapan tenaga kerja 70 UKM dari ribuan UKM mitra binaan Bogasari, jadi wajar, Pemerintah apalagi Bogasari sangat peduli terhadap keberlangsungan usaha para UKM apalagi di tengah tantangan ekonomi akibat pandemi ini," katanya.

Ia melanjutkan, program bantuan pengurusan halal produk para UKM diluncurkan Bogasari sejak tahun 2019 yang diawali dengan 20 UKM mie anggota Paguyuban Mie Tunggalrasa yang berlokasi di Jakarta pada 4 November 2019. Kali ini jumlah UKM yang dibantu pengurusan halalnya bisa lebih banyak lagi.

Sebaran lokasi usaha para UKM juga lebih luas, yakni 22 UKM asal Jakarta, Tangerang, dan Bekasi (Jatabek) dan 28 UKM lainnya dari beberapa kota di Jawa Timur.

Senior Vice President Commercial Bogasari, Ariawan Budi Prabawa mengatakan program ini akan terus dilanjutkan pada tahun 2021. Diharapkan jumlah UKM penerima manfaat bantuan sertifikasi halal ini bisa bertambah dan meluas jangkauannya.

"Masih banyak teman-teman UKM yang menunggu untuk bisa sertifikasi halal, tidak hanya dari produk mie saja, tapi juga nanti ada bakery, martabak, kerupuk, dan olahan lainnya," katanya.

Menurutnya, salah satu tantangan signifikan dari program adalah pelaksanaannya yang secara virtual. Proses audit dilaksanakan secara jarak jauh dan diperkirakan terus hingga semester I 2021. Selain program sertifikasi halal, pendampingan pada UKM untuk go digital juga akan dilakukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement