Rabu 23 Dec 2020 07:12 WIB

Mahasiswa UMM Tuntas Jalani Program Mengajar KMP

Program KMP sebagai bagian dari kebijakan Kampus Merdeka.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjalani Program Kampus Mengajar Perintis (KMP) di sejumlah sekolah terdampak Covid-19 selama tiga bulan.
Foto: umm
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjalani Program Kampus Mengajar Perintis (KMP) di sejumlah sekolah terdampak Covid-19 selama tiga bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekitar 12 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tuntas menjalani Program Kampus Mengajar Perintis (KMP). Program ini merupakan bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan.

Tujuan program KMP, yakni mengajak mahasiwa untuk berpartisipasi dan memberikan solusi bagi sekolah-sekolah yang terdampak pandemi Covid-19. Mahasiswa perwakilan UMM tersebut melaksanakan program KMP selama tiga bulan. Mereka diterjunkan langsung ke sekolah-sekolah terdampak Covid-19, khususnya di sekitar domisili masing-masing.

Baca Juga

Rohmawati Mufida, misalnya, melaksanakan program tular teknologi pada guru di SDN 52 Parupuk Tabing, Kota Padang. Hal itu dikarenakan sebagian besar guru masih kurang memahami teknologi.

“Program tular teknologi tidak hanya saya berikan kepada guru tetapi kepada siswa dan wali siswa, karena masih banyak yang masih gagap teknologi. Padahal pembelajaran dilaksanakan secara daring,” kata Rohma dalam pesan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/12).

Berbeda denga Rohma, Pripta Fajri Ramadhanti melaksanakan kegiatan yang berfokus pada literasi di SDN Mangunreja, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Hal itu berangkat dari hasil asesmen literasi dan numerasi siswa melalui  aplikasi Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) yang menunjukkan hasil di bawah rata-rata.

Menurut Pripta, kemampuan literasi anak-anak kebanyakan di bawah angka 60. Bahkan, ada anak kelas 4 SD yang ternyata belum bisa membaca.

"Jadi, selain mengimplementasikan Modul Literasi Numerasi dari Kemendikbud, saya membuat beberapa kegiatan lain seperti membuat poster menarik dan mading timbul sederhana,” kata mahasiswa tingkat akhir Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia itu.

Wakil Dekan I FKIP UMM, Sudiran mengaku bersyukur bahwa para delegasi FKIP UMM yang didaftarkan lolos pada program yang didanai LPDP tersebut. Menurutnya, keterlibatan FKIP dalam KMP bukan hanya untuk mendukung kebijakan pemerintah, tetapi juga memberikan beragam manfaat bagi mahasiswa. Salah satunya untuk mengasah soft skill dan hard skill mereka.

Sudiran berharap para mahasiswa bisa berperan secara optimal dalam mengembangkan karir dan profesi lewat KMP. Dia juga ingin pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan selama mengikuti KMP bisa diinternalisasikan dalam pengembangan karir dan profesi ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement