Selasa 22 Dec 2020 10:19 WIB

IHSG Melemah Tertekan Sentimen Lockdown di Eropa

IHSG dibuka melemah ke level 6.146,64 .

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik bergerak di zona negatif pada perdagangan Selasa (22/12). Pelemahan ini seiring dengan indeks saham di Asia yang dibuka turun karena timbulnya kekhawatiran baru atas Covid-19. 

Indeks Harga Saham Gabungan dibuka melemah ke level 6.146,64 dibanding penutupan sebelumnya di posisi 6.165,62. Sementara indeks Asia mayoritas terkoreksi di bawah satu persen. 

Baca Juga

Sentimen penyebaran Covid-19 dan potensi memperketat kebijakan lockdown akan menekan IHSG ke zona merah pada hari ini. "Kami memperkirakan IHSG akan melemah terbatas pada hari ini," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (22/21). 

Berbagai negara di dunia menutup perbatasan mereka dengan Inggris akibat ketakutan mengenai virus Covid-19 jenis baru yang lebih menular dari virus asli. Beberapa negara penting seperti Perancis melarang perjalanan dan pengiriman barang dari dan dengan tujuan Inggris sehingga mengarah pada kemungkinan kelangkaan bahan makanan di Inggirs menjelang libur Natal.

Selain itu, muncul juga sejumlah kekecewaan mengenai nilai paket stimulus Amerika Serikat (AS) yang di anggap terlalu kecil. Pada pekan lalu politisi mencapai kesepakatan atas paket stimulus senilai 900 miliar dolar AS serta Anggaran Belanja Sementara Pemerintah AS. 

Paket stimulus ini akan mencakup bantuan langung tunai bagi warga AS, tambahan tunjangan pengangguran bagi individu yang kehilangan pekerjaan, bantuan untuk UKM serta dalam bentuk program bantuan lainnya termasuk bantuan sewa rumah, dan dana pendistribusian vaksin. 

House of Representative (DPR) akan melakukan voting atas paket stimulus ini pada hari Senin waktu AS sebelum mengirimkannya ke Senat (DPD). Dari sisi makroekomomi, investor mencerna data Penjualan Ritel bulan November Australia yang tumbuh tujuh persen secara bulanan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement