Selasa 22 Dec 2020 09:17 WIB

Pasar Obligasi Indonesia Diprediksi Tumbuh Positif di 2021

Pertumbuhan pasar obligasi 2021 akan didukung oleh kembalinya aliran dana asing.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar obligasi Indonesia diperkirakan akan tumbuh positif pada 2021. Kinerja obligasi di tahun depan tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi yang mulai membaik sejak semester II 2020.

Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, Ezra Nazula, menjelaskan kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif akan menjadi sentimen utama pada pasar 2021. 

Baca Juga

"Kebijakan tersebut dibutuhkan untuk mendukung proses pemulihan ekonomi," kata Ezra melalui keterangan resmi, Senin (21/12).

Selain itu, pertumbuhan pasar obligasi 2021 juga akan didukung oleh kembalinya aliran dana asing ke pasar negara berkembang. Investor asing mencari imbal hasil atau potensi pertumbuhan pada aset finansial negara berkembang di tengah rendahnya tingkat inflasi dan suku bunga bank sentral global.

Di sisi lain, tren pelemahan dolar AS masih akan berlanjut di 2021 karena kebijakan moneter dan fiskal AS yang tetap akomodatif. Sementara itu fundamental Rupiah tetap baik dengan inflasi rendah, adanya ruang penurunan suku bunga, dan arus dana asing yang mulai kembali masuk sehingga meningkatkan daya tarik obligasi Indonesia walau yield sudah turun di 2020.

Ezra memperkirakan permintaan investor lokal untuk obligasi akan tetap suportif di 2021, karena likuiditas pasar yang masih melimpah di tengah kebijakan fiskal dan moneter akomodatif, sementara pertumbuhan kredit masih relatif rendah. 

"Ketersediaan dan distribusi vaksin akan menjadi perhatian pasar yang dapat menjadi katalis bagi pasar, namun juga dapat menjadi faktor risiko," ujar Ezra. 

Ezra mengatakan faktor-faktor di atas merupakan faktor yang suportif bagi pasar obligasi Indonesia di 2021. Obligasi Indonesia masih menawarkan tingkat real yield yang menarik di antara negara berkembang lain. 

Sebagai gambaran, real yield obligasi 10-tahun Indonesia saat ini di kisaran 4,6 persen, sementara Filipina -0,5 persen dan India -1,7 persen, yang menjadikan daya tarik tinggi bagi obligasi Indonesia. 

"Dengan dinamika global dan domestik tersebut kami memproyeksikan imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun dapat berpotensi turun ke level 5,5 – 6,0 persen di 2021, sehingga masih memberikan potensi upside bagi investasi di pasar obligasi," tutup Ezra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement