Ahad 20 Dec 2020 17:28 WIB

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Surabaya Hampir Penuh

Rata rata pasien terpapar usai bepergian dari luar kota

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Pengendara motor melintas di dekat dinding bermural di terowongan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/11/2020). Mural di dinding terowongan tersebut merupakan sarana imbauan kepada warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
Pengendara motor melintas di dekat dinding bermural di terowongan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/11/2020). Mural di dinding terowongan tersebut merupakan sarana imbauan kepada warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Kasus Covid-19 di Surabaya kembali meningkat. Ini disebabkan karena turunnya disiplin protokol kesehatan di masyarakat. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, liburan panjang pada akhir Oktober 2020 juga menjadi salah satu penyebab kembali meningkatnya kasus di Kota Pahlawan. Peningkatan kasus tersebut diakuinya menyebabkan beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya hampir penuh.

Maka dari itu, ia berharap libur akhir tahun ini sementara warga tidak bepergian ke luar kota jika itu tidak penting. "Makanya saya sampaikan untuk sementara tolong kalau tidak terpaksa tidak ke luar kota dulu," kata Risma di Surabaya, Ahad (20/12).

Risma menegaskan, saat ini sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya hampir penuh, bahkan ada pula yang sudah penuh. Rata-rata pasien yang ada di sana terpapar usai bepergian dari luar kota. "RS Husada Utama itu kurang lebih masih 100 (bad), kemudian RSUD Soewandi penuh. Di beberapa rumah sakit lain kapasitasnya tinggal sekitar 10-20 persen," ujarnya.

Meski ruang isolasi di Hotel Asrama Haji kapasitasnya kosong, Risma menyatakan belum berani menggunakannya bagi pasien yang memiliki gejala klinis. Saat ini semua warga yang terpapar Covid-19 disertai gejala langsung dirujuk ke rumah sakit."Hotel Asrama Haji sebetulnya masih kosong tapi kita tidak berani meskipun itu dia ada gejala-gejala. Sekarang ini semua kita rujuk ke rumah sakit," ujarnya.

Risma menyatakan bakal berdiskusi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Diskusi ini dinilai penting untuk mendapatkan masukan-masukan terkait pemanfaatan Hotel Asrama Haji (HAH) bagi pasien Covid-19 disertai gejala.

"Saya coba mungkin akan berdiskusi dengan IDI untuk bagaimana kami bisa dibantu backup Asrama Haji. Sehingga kalau gejalanya ringan itu mungkin bisa di Hotel Asrama Haji," ujarnya.

Risma berharap, warga kembali meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Sebab, ia tak ingin ada lagi warga Surabaya yang terpapar hingga harus dirawat di rumah sakit. "Saya ingatkan lagi, bukan hanya agar tidak liburan (ke luar kota) tapi kalau setelah pulang kerja (dari luar kota) dia lama di sana bisa langsung swab," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement