Sabtu 19 Dec 2020 18:04 WIB

Kolaborasi dengan Bank Jago Perkuat Ekosistem Gojek

Kolaborasi menjadi awal baru menawarkan layanan keuangan pada pengguna Gojek.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Grup Gojek melalui bendera PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) membeli saham PT Bank Jago Tbk senilai Rp 2,25 triliun. Saat ini Gopay tercatat memiliki sebanyak 22,16 persen saham Bank Jago.
Foto: gojek.com
Grup Gojek melalui bendera PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) membeli saham PT Bank Jago Tbk senilai Rp 2,25 triliun. Saat ini Gopay tercatat memiliki sebanyak 22,16 persen saham Bank Jago.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Gojek melalui bendera PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) membeli saham PT Bank Jago Tbk senilai Rp 2,25 triliun. Saat ini Gopay tercatat memiliki sebanyak 22,16 persen saham Bank Jago. 

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan investasi Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depannya. Kemitraan dengan Bank Jago adalah sebuah pencapaian baru bagi Gojek dalam menyediakan berbagai solusi dari masalah sehari-hari melalui teknologi. 

Baca Juga

"Bank berbasis teknologi seperti Bank Jago akan memperkuat ekosistem Gojek sekaligus akan membuka akses yang lebih luas kepada layanan perbankan digital bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kedua perusahaan untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia," ucapnya, Sabtu (19/12).

Menurutnya Andre, kolaborasi menjadi awal dari cara baru dalam menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Nantinya kolaborasi itu, pihaknya juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lainnya. 

“Kami ingin terus meningkatkan kerja sama seperti ini, agar aplikasi Gojek dapat semakin menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial mereka. Keputusan Gojek untuk masuk lebih dalam pada industri jasa keuangan digital itu pun membuka banyak peluang,” ucapnya.

Andre menyebut pangsa perbankan digital di Indonesia masih sangat luas. Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan populasi masyarakat yang belum memiliki rekening bank (unbanked population). Lebih lanjut, sebesar 52 persen penduduk dewasa  atau sekitar 95 juta penduduk tidak memiliki rekening bank. 

Kemudian lebih dari 47 juta penduduk dewasa tidak memiliki akses memadai pada kredit, investasi dan asuransi. Selanjutnya penetrasi smartphone di Indonesia mencapai hingga 70 persen sampai 80 persen. 

“Hal tersebut dinilai menandakan masyarakat Indonesia secara infrastruktur siap untuk perbankan digital,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement