Jumat 18 Dec 2020 23:13 WIB

Polisi Sebut 6.000 Sel Teroris Jamaah Islamiyah Masih Aktif

Fakta didapat dari pemeriksaan 23 tersangka teroris jaringan JI yang ditangkap.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Kadivhumas Polri Irjen Pol Argo Yuwono (tengah) didampingi Karopenmas Brigjen Pol Rusdi Hartono (kiri) dan Kabagpenum Kombes Pol Ahmad Ramadhan menunjukkan barang bukti teroris di kantor Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/12/2020). Sebanyak 23 orang tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah berhasil ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror Polri di Lampung beberapa waktu lalu, dan kini mereka berada di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Kadivhumas Polri Irjen Pol Argo Yuwono (tengah) didampingi Karopenmas Brigjen Pol Rusdi Hartono (kiri) dan Kabagpenum Kombes Pol Ahmad Ramadhan menunjukkan barang bukti teroris di kantor Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/12/2020). Sebanyak 23 orang tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah berhasil ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror Polri di Lampung beberapa waktu lalu, dan kini mereka berada di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Polri Irjen Polisi Argo Yuwono mengaku sampai dengan detik sebanyak 6.000 sel anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang masih aktif. Fakta itu didapat dari pemeriksaan terhadap 23 tersangka teroris jaringan JI yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror.

"Dari penjelasan beberapa tersangka, sekitar 6000 jaringan JI masih aktif, ini menjadi perhatian kita," ujar Argo saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12).

Baca Juga

Argo menambahkan, untuk pendanaan organisasi JI mereka melakukan berbagai cara guna menggalang dana. Bahkan ironisnya mereka memanfaatkan sumbangan kotak amal yang ditempatkan di sejumlah minimarket. Namun, mereka juga tetap menggalang pundi-pundi dana dari anggota kelompok mereka sendiri.

"Jadi seperti itu pendanaannya, dari kotak amal, dari menyisihkan pendapatannya, juga dari Yayasan One Care,"

Kemudian terkait kotak amal milik teroris, kata Argo, tidak ada ciri khusus dari kotak amal yang telah disebar. Namun, Argo juga mengungkap beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk mewaspadai keberadaan kotak amal dana teroris. Tetapi biasanya mereka kerap mengatasnamakan yayasan tertentu, seperti One Care agar tidak dicurigai oleh masyarakat.

"Penempatan kotak amal mayoritas di warung-warung makan konvensional karena tidak perlu izin khusus dan hanya meminta izin dari pemilik warung yang biasanya bekerja di warung tersebut," ungkap Argo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement