Jumat 18 Dec 2020 17:52 WIB

51% UKM Harapkan Bantuan Tambahan dan Pinjaman Modal

Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Rep: Anastasia AS (swa.co.id)/ Red: Anastasia AS (swa.co.id)
Ignatius Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress (Tengah Atas) dalam acara Bincang-bincang Ninja Xpress: Obsesi Dengar Suara UKM Negeri.
Ignatius Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress (Tengah Atas) dalam acara Bincang-bincang Ninja Xpress: Obsesi Dengar Suara UKM Negeri.

Ninja Xpress dalam laporannya menyatakan bahwa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tercatat, sebanyak 64% usaha kecil dan menengah terkena dampak negatif akibat Covid-19.

“Sebagai mitra UKM, Ninja Xpress sejak awal telah menjalankan berbagai program dukungan pengembangan kapasitas UKM untuk mendorong keberlanjutan bisnis mereka selama pandemi. Kami terobsesi mendengar suara UKM negeri agar dapat berinovasi menghadirkan program yang tepat guna dan tepat sasaran,” kata Ignatius Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress dalam acara Bincang-bincang Ninja Xpress: Obsesi Dengar Suara UKM Negeri (18/12/2020).

Laporan yang diterbitkan tersebut, menurutnya, diharapkan dapat menjadi acuan bagi mitra UKM untuk melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan permintaan di lapangan. Masih dalam laporan yang sama, sebanyak 57% UKM mengatakan bahwa masalah yang paling utama adalah menurunnya daya beli konsumen.

Penurunan daya beli tersebut berimbas pada menurunnya pendapatan bisnis di semua lini industri. Sementara itu, sebanyak 60% responden mengatakan mengalami penurunan pendapatan. Sedangkan, 50% memiliki kendala keterbatasan modal untuk menjalankan usahanya.

Di sisi logistik, 45% UKM mengeluhkan waktu pengiriman menjadi lebih lama, dan 21% merasakan tantangan biaya pengiriman yang jadi semakin mahal. Keluhan ini terjadi sejak pemberlakukan peraturan Pembatsan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Sektor usaha mikro merupakan sektor usaha paling lincah di industri, dapat beradaptasi dengan cepat dengan permintaan pasar. Kondisi ini membuat pengusaha-pengusaha membutuhkan bimbingan dari para pelaku usaha di industri digital dari berbagai sektor untuk membantu mereka, mentransfer ilmu yang aplikatif, agar bersama-sama mampu mendongkrak kembali perekonomian nasional secara menyeluruh,” kata Luhur Pradjarto, Staff Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para pelaku UKM mengharapkan adanya bantuan dari pihak eksternal. Di bidang pemasaran, data menyebutkan bahwa 57% UKM mengharapkan bantuan untuk melakukan promosi menggunakan iklan Facebook/Instagram dan 56% menginginkan bantuan penggunaan influencer untuk mempromosikan produknya.

Untuk batuan finansial, sebanyak 51% UKM mengharapkan bantuan berupa tambahan modal atau pinjaman modal usaha, dan 38% pemilik UKM dalam sektor fesyen menyatakan bahwa mereka butuh pinjaman modal usaha berbunga rendah. Sedangkan dari sisi distribusi, 57% UKM mengharapkan diskon pengiriman dari layanan kurir langsung untuk konsumennya.

“Untuk mendukung para UMKM berinovasi, kami mengadakan program Program Aksilerasi yang selanjutnya akan dilaksanakan pada tahun 2021 dengan menjangkau lebih banyak UKM di Indonesia,” kata Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress.

Lebih jauh, dia berharap kolaborasi antar lembaga dapat terus berjalan dan bahkan berkembang agar dapat mendorong percepatan ekonomi nasional, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi digital sesegera mungkin.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement