Jumat 18 Dec 2020 17:01 WIB

Kemenag akan Berkoordinasi ke Kemenkes Soal Prioritas Vaksin

Kemenag berupaya agar ada prioritas vaksin untuk kalangan pesantren

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Esthi Maharani
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi vaksinasi COVID-19
Foto: Antara/Moch Asim
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi vaksinasi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono Abdul Ghafur berupaya agar ada prioritas vaksinasi gratis bagi kalangan pondok pesantren. Dia akan berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan terkait vaksinasi pondok pesantren.

"Saya akan komunikasi dengan Kementerian Kesehatan, (untuk menanyakan) apakah ada afirmasi untuk vaksin pesantren. Saya secara pribadi dan institusi, kalau ada vaksinasi gratis untuk pesantren, saya sangat mendukung," tutur dia kepada Republika.co.id, Jumat (18/12).

Waryono mengatakan, jika santri diminta membayar untuk mengikuti rapid test antigen, mereka akan mengalami kesulitan. "Sekarang ini rapid test antigen kan Rp 300 sampai Rp 500 ribu. Enggak mungkin kalau itu dibebankan ke santri. Kalau gratis, saya setuju," kata dia.

Meski begitu, Waryono mengakui, jika melihat jumlah dosis vaksin tahap pertama yang hanya 3 juta, sulit bagi santri untuk diprioritaskan. Karena jumlah dosis tersebut tidak mencukupi total keseluruhan santri yang mencapai 5 juta.

"Maka yang menjadi prioritas itu kan tenaga medis dan ASN yang ada di pelayanan publik. Kalau santri, ada 5 juta santri, kan itu berat juga. Sedangkan jumlah vaksin itu kan baru 3 jutaan ya. Jika jumlahnya banyak dan ada afirmasi, tentu saya responsif (agar ada prioritas vaksinasi gratis bagi santri)," katanya.

Terlepas dari vaksinasi gratis, Waryono menilai sebetulnya yang dibutuhkan kalangan pondok pesantren yakni penyediaan infrastruktur atau fasilitas untuk mencegah penyebaran Covid-19. "Ini lebih penting menurut saya untuk pesantren. Misalnya pemenuhan masker, hand sanitizer, dan disinfektan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement