Kamis 17 Dec 2020 19:34 WIB

Muslimah Kulit Hitam Kembali Diserang di Edmonton Kanada

Muslimah kerap mendapat serangan di wilayah Edmonton Kanada

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Muslimah kerap mendapat serangan di wilayah Edmonton Kanada. Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_93
Muslimah kerap mendapat serangan di wilayah Edmonton Kanada. Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, EDMONTON – Seorang perempuan Muslim berkulit hitam diserang di sebuah stasiun di Edmonton. Peristiwa penyerangan terhadap perempuan Muslim kulit hitam bukan kali pertama terjadi. 

CEO Dewan Nasional Muslim Kanada, menyatakan khawatir akan dua serangan terpisah yang menimpa perempuan Muslim kulit hitam di Edmonton akan memengaruhi kesehatan mental mereka. 

Baca Juga

“Saya berpikir ketika Muslim menggunakan jilbab mereka, mereka akan berjalan dengan perasaan seperti ada yang membuntuti di belakang mereka. Saya pikir ini situasi yang menakutkan dan itu benar-benar menjadi kenyataan," kata Nadia Hasan, dilansir dari The Star, Kamis (17/12).  

Nadia menambahkan agar kota perlu berbuat lebih banyak untuk melindungi perempuan Muslim di ruang publik. 

Polisi mengatakan pada Rabu (16/12), bahwa mereka telah mendakwa seorang perempuan setelah perempuan lain yang mengenakan jilbab diserang di stasiun transit kereta, sementara penyerangnya meneriakkan penghinaan rasial padanya. Itu adalah serangan kedua di dekat Southgate Mall hanya dalam waktu satu pekan.

Dalam serangan pada Selasa, perempuan berusia 23 tahun itu baru saja memasuki stasiun transit, ketika dia didekati oleh pelaku yang berteriak kepadanya dan mencoba memukul kepalanya dengan tas belanja. Perempuan itu berhasil melarikan diri dan petugas perdamaian Layanan Transit Edmonton menelepon polisi. 

Pelaku yakni Rene Ladouceur (32) didakwa melakukan penyerangan dengan sebuah senjata. Dia juga memiliki sembilan surat perintah yang belum dibayar terhadapnya untuk hal yang tidak terkait.

Unit kejahatan rasial Kepolisian Edmonton mengatakan dalam rilisnya, bahwa mereka merekomendasikan bagian dari KUHP diterapkan "memungkinkan pengadilan untuk mempertimbangkan peningkatan hukuman ketika ada bukti pelanggaran tersebut dimotivasi kebencian." 

Serangan pertama pada 8 Desember terjadi ketika dua perembuan berjilbab sedang duduk di dalam mobil di tempat parkir mal. Polisi mengatakan seorang laki-laki datang ke sisi penumpang dan mulai berteriak. Mereka mengatakan laki-laki itu menghancurkan jendela dengan meninjunya. 

Perempuam di sisi penumpang mencoba melarikan diri, tetapi laki-laki itu mengejarnya, mendorongnya ke tanah dan mulai memukulinya. Perempuan kedua mencoba membantu, tetapi dia juga didorong ke bawah.  

Pelaku, Richard Bradley Stevens (41) menghadapi dua tuduhan penyerangan dan satu tuduhan kejahatan. "Dewan telah menghubungi dua perempuan yang diserang minggu lalu. Mereka masih trauma dan mengalami beberapa luka," kata Hasan. 

"Tingkat kekerasan yang sangat mengkhawatirkan, dan menunjukkan perlunya kami berbuat lebih banyak untuk benar-benar memastikan keamanan dan keselamatan wanita Muslim, dan khususnya wanita Muslim kulit hitam di ruang publik," tambah Hasan. 

Sebuah pernyataan dari Dewan Penasihat Anti-Rasisme Alberta mengatakan bahwa rasis tidak memiliki tempat di Alberta. “Provinsi kami yang hebat dibangun oleh orang-orang dari budaya dan etnis yang berbeda,” katanya. “Mayoritas penduduk Albert ramah dan toleran," ujar dewan. 

Sumber:  https://www.thestar.com/news/canada/2020/12/16/edmonton-police-charge-woman-after-assault-on-black-muslim-woman.html  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement