Jumat 18 Dec 2020 12:30 WIB

Antara Cinta dan Kebenaran, Dilema Wonder Woman di WW84

Wonder Woman 1984 pertemukan kembali Diana Prince dan Steve Trevor.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Gal Gadot dalam Wonder Woman 1984. Warner Bros memastikan Wonder Woman 1984 sedang tayang di bioskop.
Foto: Dok Warner Bros
Gal Gadot dalam Wonder Woman 1984. Warner Bros memastikan Wonder Woman 1984 sedang tayang di bioskop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersatunya kembali Diana Prince dan Steve Trevor menjadi daya tarik sekaligus tanda tanya dalam film Wonder Woman 1984 (WW84). Dua karakter yang diperankan Gal Gadot dan Chris Pine itu berjumpa lagi setelah hampir 70 tahun.

Pada film pertama, Wonder Woman (2017), Steve dikisahkan tewas demi keselamatan banyak orang. Jika penasaran bagaimana dia bisa bersama lagi dengan Diana, kisahnya dapat langsung disimak di film WW84 yang sedang tayang di bioskop Indonesia.

Baca Juga

Pada sekuel ini, Diana hidup di Washington DC, Amerika Serikat, pada 1984. Kondisi masyarakat telah mapan dan berkembang, bahkan sebagian hidup glamor dan menggunakan teknologi modern, sangat berbeda dengan era Perang Dunia I di prekuel film.

Perubahan drastis itu menjadi penyebab gagap budaya bagi Steve yang "baru tiba" di era Diana. Kekocakan hadir ketika Steve terkaget-kaget menyimak berbagai hal yang dulu belum ada di zamannya, seperti eskalator dan televisi.

Penggambaran era 1980-an dalam film sangat menarik dan cukup realistis. Cara berpakaian dan aksesori yang dipakai, acara televisi, model mobil, juga berbagai perangkat elektronik, semua mendukung nuansa tersebut.

Meskipun, awal film terlebih dahulu menunjukkan adegan kilas balik masa lalu Diana di Themyscira. Diana kecil (Lilly Aspell) sangat ingin membuktikan diri kepada ibu dan bibinya, Ratu Hippolyta dan Antiope.

Keduanya mengingatkan Diana bahwa kemenangan dan kejayaan bukanlah yang utama. Lebih dari itu, kejujuran dan kebenaran merupakan hal terpenting dalam hidup. Bertahun-tahun kemudian, barulah Diana memahami kalimat tersebut.

Mengutip catatan produksi film, aktris Gal Gadot mengatakan bahwa kali ini Diana tidak sekadar merasakan cinta romantis seperti di film pertama. Akan tetapi, ada eksplorasi lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang dimiliki para karakter.

"Film ini tentang kebenaran, yang terdengar sederhana tapi sesungguhnya rumit. Sebagai manusia, kita harus belajar menghargai apa yang ada di sini dan saat ini, kebenaran situasi kita," kata sang aktris yang juga menjadi produser film.

WW84 diproduksi oleh DC Films, Atlas Entertainment, dan The Stone Quarry, dengan pendistribusian yang dikelola oleh Warner Bros Pictures. Tokoh dan plotnya berdasarkan buku komik ciptaan William Moulton Marston.

Sinema arahan sutradara Patty Jenkins itu melibatkan Matthew Jensen sebagai director of photography. Ada pula desainer produksi Aline Bonetto, desainer kostum Lindy Hemming, penyunting Richard Pearson, dan komposer Hans Zimmer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement