Rabu 16 Dec 2020 21:22 WIB

Politikus PDIP Ingin Solo Jadi Contoh Baik Keberagaman

Politikus Solo juga berharap Kota Solo menjadi contoh baik dalam dari sisi agama.

Politikus dari PDI Perjuangan Aria Bima
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Politikus dari PDI Perjuangan Aria Bima

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Politikus dari PDI Perjuangan Aria Bima menginginkan Kota Solo menjadi contoh baik dalam keberagaman termasuk dari sisi agama. "Saya ingin Solo yang mendunia, salah satunya Islamnya yang 'rahmatan lil alamin' (agama yang merupakan bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada seluruh alam semesta). Islam yang teduh," katanya pada acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan secara virtual, di Solo, Rabu (16/12).

Ia mengatakan tema tersebut penting untuk diangkat, karena saat ini salah satu faktor yang cepat memicu perpecahan di Indonesia adalah isu agama. Menurut dia, saat ini tidak sedikit pihak yang menjadikan Islam sebagai agama ekstrem dan ortodoks.

Baca Juga

"Termasuk Kristen juga dibikin ortodoks, Hindu dibikin ortodoks. Harapannya ini tidak lagi terjadi, karena Islam di Indonesia adalah 'rahmatan lil alamin'," katanya pula.

Dia juga tidak setuju jika ada pihak yang menyejajarkan agama termasuk Islam dengan Pancasila. Sebab, Pancasila merupakan buatan manusia sedangkan agama langsung berhubungan dengan Tuhan.

Pada sosialisasi tersebut, ia melibatkan takmir masjid, mengingat perannya yang cukup besar dalam kegiatan keumatan. "Fungsinya yang sangat menentukan, di mana takmir masjid merupakan pelayan jemaah, ini penting untuk disampaikan. Hal-hal yang sama mengenai empat pilar kebangsaan ini juga kami adakan di tempat lain, gereja, adat kepercayaan, yang pasti ini bentuk keberagaman Kota Solo," katanya lagi.

Ia mengatakan dilibatkannya takmir masjid, karena selama ini masjid mengambil peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. "Bagaimana masjid menjadi tempat yang di dalamnya bukan hanya untuk keagamaan, tetapi juga fungsi sosial lainnya, seperti kematian. Dari situ muncul kegotongroyongan, kerukunan. Itulah makanya saya ingin 'pakempalan' (berkumpul) dengan takmir masjid," katanya.

Kepala Bale Rakyat Aria Bima Solo Guntur Widiyantoro mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 50 takmir masjid di Kota Solo. Ia mengatakan kegiatan dengan peserta takmir masjid sudah diselenggarakan sebanyak dua kali. "Di Solo dua kali ini dengan peserta takmir masjid. Yang sebelumnya pada dua tahun lalu," katanya pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement