Rabu 16 Dec 2020 17:18 WIB

Rahasia Tafsir Huruf 'Nun' dalam Pembuka Surat Al-Qalam

Terdapat makna huruf nun yang terdapat pada awal surat Al-Qalam

Terdapat makna huruf nun yang terdapat pada awal surat Al-Qalam. Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Terdapat makna huruf nun yang terdapat pada awal surat Al-Qalam. Ilustrasi Alquran

Oleh : Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar

REPUBLIKA.CO.ID,Dalam kitab tafsir Isyari, penciptaan alam raya sering dihubungkan dengan titik di bawah huruf ba dan sumpah pertama Allah dalam Alquran, yaitu: 

ن ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ "Nun wa al-Qalam wa ma yasthurun." (Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis/QS al-Qalam [68]: 1).

Baca Juga

Kebanyakan ulama tafsir menafsirkan nun dengan ikan yang pernah menyelamatkan Nabi Yunus yang dibuang di tengah laut. Pendapat ini didasarkan pada ayat: 

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ "Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (QS al-Anbiya'[21]: 87).

Kata Zan Nun sering diartikan sebagai 'pemilik Nun, ikan yang meyelamatkan Nabi Yunus. Huruf nun juga biasa ditafsirkan dengan makna semiotik, yaitu huruf nun semacam botol tinta, bisa juga dengan tinta atau dawat (midad) lalu dihubungkan dengan kalam atau pena (al-qalam) sebagai pena penciptaan, dan apa yang dituliskannya (wa ma yasthurun) sebagai lembaran suci.

Al-Razi dalam tafsirnya, Tafsir al-Kabir, menyebutkan sebuah riwayat bahwa huruf nun ialah huruf akhir dari al-Rahman. Kata wa ma yasthurun dalam ayat tersebut ialah Lembaran yang Terpelihara (al-Lauh al-Mahfudh), yang di dalamnya ter can tum peristiwa apa pun yang ter jadi di langit dan di bumi. Sedangkan, pena (al-qalam) dimaknai sebagai benda pertama yang Allah ciptakan, sesuai dengan riwayat yang disampaikan oleh Ibn 'Abbas.

Ibn 'Abbas berkata, "Yang paling pertama Allah ciptakan ialah pena (kalam), kemudian Ia memerintahkan tulislah apa-apa yang terjadi sampai hari kiamat, maka terjadilah apa yang terjadi hingga hari kebangkitan dari ajal sampai perbuatan. Ia berkata:, 'Itulah pena yang bercahaya yang panjangnya antara bumi dan langit.'"

Segitiga antara tinta, pena, dan lembaran menarik perhatian Ibn Arabi yang sangat tertarik dengan angka tiga. Ibn Arabi menghubungkan implikasi yang dan yin dengan pena (al-qalam) dan lembaran (wa ma yasthurun).

Dalam konsep Taoisme (kepercayaan Tiongkok kuno) dikenal ada dua macam Tao. Ada Tao yang tak bisa dinamai (secred of the secred) dan Tao yang bisa dinamai. Konsep ini mengingatkan kita kepada konsep al-Ahadiyyah dan al-Wahidiyyah dalam kosmologi Islam.

Tao yang bisa dinamai mempunyai dua kualitas nama, yaitu yang dan yin. Yang melambangkan kualitas maskulin dan yin melambangkan kualitas feminin. Dalam kosmologi Islam, yang dapat dihubungkan dengan kualitas Jalaliyyah dan /yin dihubungkan dengan kualitas Jamaliyyah. Dua kualitas itu menuntut adanya keseimbangan di dalam menjalani kehidupan ini. Dari sinilah hubungan erat antara kosmologi Islam dan kosmologi Cina.

Pena dilambangkan sebagai lelaki yang memiliki sifat-sifat dominan maskulin. Sedangkan, lembaran dilambangkan sebagai perempuan yang memiliki sifat-sifat dominan feminin. Keduanya kawin-mawin dan produktif.

Pena mengeluarkan atau menurunkan tintanya dan lembaran menampung tinta itu dalam bentuk tulisan. Sama dengan laki-laki yang mengalami orgasme, menurunkan spermanya ke rahim istri, lalu lahirlah anakanak manusia sebagai anak-anak mikrokosmos. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement