Rabu 16 Dec 2020 07:07 WIB

Bulog Luncurkan Beras Olahan Berbahan Baku Singkong

Besita diluncurkan untuk mendukung diversifikasi pangan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kemasan Besita (Beras Singkong Petani) yang diluncurkan Perum Bulog di Bandung, Selasa (15/12). Perum BULOG menggandeng BPPT dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk menggembangkan pangan beras singkong yang bahan baku singkong 80% yang ditepungkan, dicampur dengan tepung tapioka 20% dicetak dengan teknologi ekstrusi.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Kemasan Besita (Beras Singkong Petani) yang diluncurkan Perum Bulog di Bandung, Selasa (15/12). Perum BULOG menggandeng BPPT dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk menggembangkan pangan beras singkong yang bahan baku singkong 80% yang ditepungkan, dicampur dengan tepung tapioka 20% dicetak dengan teknologi ekstrusi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog resmi meluncurkan komoditas pangan olahan berupa beras sinkong pada Selasa (16/12). Beras singkong yang dinamai Besita itu menggunakan bahan baku singkong lokal dari petani sekaligus dalam mendukung upaya diversifikasi pangan nasional.  

Acara launching tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso, Gurbenur Jawa Barat Ridwan Kamil, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Soni Sulistia Wirawan, Ketua Masyarakat Singkong Indonesia  (MSI) Arifin Lambaga dan stakeholder terkait lainnya.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan, potensi Indonesia yang kaya akan produksi singkong harus dimanfaatkan sebagai upaya pemerintah untuk mensukseskan program diversifikasi pangan. Sebab, selama ini Indonesia masih sangat ketergantungan terhadap beras dan dapat memicu permasalahan ketahanan pangan nasional.

“Produksi olahan singkong Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan sangat melimpah di tanah nusantara sehingga membutuhkan suatu gagasan untuk menciptakan alternatif pangan diluar beras. Maka kami melalui kerja sama dengan berbagai pihak telah memulai pengembangan singkong," kata Budi dalam keterangan resminya, Selasa (15/12) malam.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki potensi singkong yang sangat besar, sekitar 85 persen dari luas singkong dunia tersebar di Sumatera, Maluku, Sulawesi, Papua termasuk Jawa dan dengan tingkat produktivitas yang sangat tinggi.

Untuk itu, ia mengatakan Bulog harus memposisikan diri sebagai promotor dan fasilitator produk dan hasil olahan singkong untuk mendukung program diversifikasi pangan agar terwujudnya ketahanan pangan.

“Kami yakin singkong dapat menjadi alternatif pangan yang menjanjikan dan dapat menjadi kunci ketahanan pangan ke depannya," ujarnya.

Menurutnya, banyak keunggulan dari pangan singkong dan produk turunan nya yang dapat menjadi faktor penguat agar pangan singkong dapat diminati oleh masyarakat Indonesia.

Bulog sekaligus menggandeng BPPT dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk menggembangkan pangan beras singkong yang bahan baku singkong 80 persen yang ditepungkan lalu dicampur dengan tepung tapioka 20 persen dan dicetak dengan teknologi ekstrusi.

Adapun produk Besita tersebut memiliki kandungan karbohidrat (energi) yang setara dengan beras dari padi sehingga asupan energi tercukupi, memiliki bentuk dan rasa  menyerupai beras (padi) sehingga dapat memenuhi selera konsumen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement