Kamis 10 Dec 2020 11:33 WIB

Pompeo Desak Universitas AS Awasi Mahasiswa China

Pompeo memperingatkan bahwa Beijing memiliki niat mencuri inovasi AS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Pompeo memperingatkan bahwa Beijing memiliki niat mencuri inovasi AS. Ilustrasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo/Pool AP
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Pompeo memperingatkan bahwa Beijing memiliki niat mencuri inovasi AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mendesak universitas-universitas di negara tersebut untuk meneliti mahasiswa asal China. Dia memperingatkan, Beijing memiliki niat mencuri inovasi AS.

Pompeo mengungkapkan AS harus menyambut orang China yang benar-benar ingin belajar di negara tersebut. Namun, dia memperingatkan tentang dua kasus mahasiswa China yang dituding sebagai mata-mata.

Baca Juga

“Partai Komunis Cina (PKC) tahu ia tidak akan pernah bisa menandingi inovasi kita. Itulah mengapa ia mengirimkan 400 ribu siswa setahun ke AS,” kata Pompeo saat berpidato di Georgia Institute of Technology pada Rabu (9/12) dikutip laman Aljazirah.

“Jika kita tidak mendidik diri kita sendiri, jika kita tidak jujur tentang apa yang terjadi, kita akan disekolahkan oleh Beijing,” ujar Pompeo.

Dia pun menyerukan agar universitas-universitas di AS menutup semua Confucius Institutes, lembaga yang didanai Beijing dan menawarkan pengajaran bahasa China. “Kita membutuhkan administrator untuk menutup Confucius Institutes dan menyelidiki apa yang disebut ‘kelompok siswa’ yang didukung oleh uang PKC sebenarnya di kampus mereka,” ucapnya.

Pompeo adalah pejabat AS yang paling vokal dan rutin mengkritik China. Dia menggambarkan, Beijing sebagai ancaman utama bagi dunia. China pun telah berulang kali mengecam dan memprotes pernyataan-pernyataan Pompeo, termasuk terkait isu Xinjiang.

Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, hubungan China-AS lebih didominasi perselisihan dan akai saling tuding. Trump diketahui telah melancarkan perang dagang terhadap Beijing dengan menaikkan tarif impor bagi produk-produk asal Negeri Tirai Bambu hingga senilai 200 miliar dolar AS. 

China merespons langkah itu dengan menerapkan kebijakan serupa. Setelah saling balas, AS dan China setuju melakukan pembicaraan kesepakatan perdagangan. Trump pun menuduh China melakukan spionase industri.

Perusahaan teknologi telekomunikasi Huawei menjadi salah satu yang paling dibidik oleh pemerintahan Trump. Trump telah membuat kebijakan yang membatasi perusahaan-perusahaan AS menjalin kerja sama atau hubungan bisnis dengan Huawei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement