Kamis 10 Dec 2020 09:53 WIB

Survei: Pendampingan Belajar Selama Pandemi Memprihatinkan

Orang tua merasa beban dan tanggung jawabnya bertambah.

Anak belajar di rumah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Anak belajar di rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hasil survei UNICEF pada 20 Juli 2020 lalu menunjukkan bahwa pendampingan belajar anak di rumah selama pandemi Covid-19 sangat memprihatinkan. Dari 4.016 anak Indonesia yang disurvei, sebanyak 69 persen mengaku bosan belajar di rumah.

"Begitupun juga survei yang dilakukan tim PPAD TK Nganggring di mana 76,92 persen atau 10 dari 13 responden merasa belum memiliki keyakinan diri bisa melakukan tugas-tugas pendampingan belajar anak," kata Dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yuzarion, dalam siaran persnya kepada Republika, Kamis (10/12).

Hal ini, lanjut Yuzarion, diperkuat oleh keprihatinan bersama seperti masalah psikologi sosial di mana anak kekurangan ruang untuk berinteraksi, anak tidak dapat bersosialisasi, anak mudah stres serta terganggunya mentalnya selama pandemi Covid-19.

Sementara itu, orang tua merasa beban dan tanggung jawabnya bertambah. Orang tua, sambung dia, belum siap mendampingi anak belajar di rumah dikarenakan berbagai alasan seperti harus bekerja pada waktu bersamaan, terbatasnya sarana untuk belajar di rumah, terbatasnya jaringan listrik, serta tidak adanya akses internet.

Untuk mencoba mengatasi persoalan di atas, baru-baru ini UAD Yogyakarta melalui Pusat Studi Child And Family Education Center (Chifec) PPM 2020 melakukan Pelatihan Kesadaran Efikasi Diri Dalam Pendampingan Belajar Anak Di Rumah Saat Pandemi Covid-19 bertempat di TK ABA Nganggring, Turi, Sleman, Sabtu (5/12) lalu. TK ABA Nganggring Turi Sleman merupakan sekolah binaan UAD sejak 2018 di bawah koordinasi Pusat Studi Child And Family Education Center (Chifec) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Kegiatan ini dibagi menjadi lima sesi kegiatan, yakni pengantar pelatihan, kegiatan asah otak sederhana, inti pelatihan, pembuatan kesimpulan oleh peserta, serta evaluasi dari tim PPM. "Pelatihan dihadiri 31 orang tua/wali murid TK ABA Nganggring Turi Sleman, enam orang guru, serta enam orang tim PKM," ujar Yuzarion yang menjadi salah satu pelatih dalam kegiatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement