Kamis 10 Dec 2020 02:50 WIB

Kemenhub Selesaikan Pembangunan Kapal Sabuk Nusantara 88

Pembangun Kapal Sabuk Nusantara 88 untuk mendukung program tol laut

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Kapal pelayaran perintis KM Sabuk Nusantara 83 yang membawa penumpang dari Pulau Sedanau berlabuh di Dermaga Pelabuhan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (7/11/2020). Kementerian Perhubungan berharap dengan adanya layanan kapal perintis tersebut meningkatkan konektivitas antarwilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP) melalui penyelenggaraan tol laut. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Kapal pelayaran perintis KM Sabuk Nusantara 83 yang membawa penumpang dari Pulau Sedanau berlabuh di Dermaga Pelabuhan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (7/11/2020). Kementerian Perhubungan berharap dengan adanya layanan kapal perintis tersebut meningkatkan konektivitas antarwilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP) melalui penyelenggaraan tol laut. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyelesaikan pembangunan kapal perintis Sabuk Nusantara 88 untuk mendukung program tol laut. Kapal berbobot 2.000 GT tersebut resmi dilepas di galangan PT Dok Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Tanjung Priok, Selasa (8/12).

“Kami terus membangun kapal perintis untuk mendukung program tol laut yang menjadi salah satu program prioritas pemerintah dalam rangka mengoptimalkan distribusi logistik guna menghilangkan disparitas harga logistik khususnya di wilayah terpencil, tertinggal, terluar, dan perbatasan (3TP),” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (9/12).

Baca Juga

Budi memastikan KM Sabuk Nusantara 88 akan berlayar menuju pangkalan Sanana, Maluku Utara. Pembangunan kapal tersebut merupakan Kerja Sama Operasi (KSO) antara Kementerian Perhubungan dengan PT Dok Perkapalan dan Kodja Bahari serta PT Krakatau Shipyard.

“Kapal ini merupakan hasil karya anak bangsa. Kami percayakan pembangunan kapal ini kepada galangan kapal nasional agar mereka dapat terus tumbuh dan berkembang,” jelas Budi.

Budi meminta agar selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah terhadap pengoperasian trayek kapal tersebut. Dengan begitu, Budi menilai utilitas kapal tersebut menjadi tinggi. Dia menambahkan, keselamatan pelayaran tetap menjadi prioritas dan tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan di moda transportasi laut selama pandemi Covid-19 belum berakhir.

Sejak 2015, Kemenhub membangun 100 unit kapal pendukung tol laut. Kapal tersebut terdiri dari 60 unit kapal perintis, 15 unit kapal kontainer, 20 unit kapal Rede, dan lima unit kapal Ternak.  

Jumlah trayek tol laut angkutan barang meningkat lebih dari tiga kali lipat, dari hanya tiga trayek pada 2015 kemudian enam trayek pada 2016. Saat ini rute tol laut sudah menjadi 26 trayek dengan 100 pelabuhan singgah. Sedangkan trayek tol laut perintis angkutan orang dan barang berkembang dari 86 trayek pada 2015 menjadi 110 trayek pada 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement