Senin 07 Dec 2020 23:10 WIB

Kemenperin Pacu IKM Furnitur

AS jadi negara tujuan utama ekspor furnitur.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Satria K Yudha
Pekerja melapisi furnitur dengan wax saat proses finishing di Bantul, Yogyakarta, Rabu (8/7). Furnitur dengan menggunakan bahan dasar akar pohon ini diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor. Mayoritas furnitur ini diekspor ke Belanda.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pekerja melapisi furnitur dengan wax saat proses finishing di Bantul, Yogyakarta, Rabu (8/7). Furnitur dengan menggunakan bahan dasar akar pohon ini diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor. Mayoritas furnitur ini diekspor ke Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus memacu pengembangan industri kecil menengah (IKM) sektor furnitur agar menghasilkan produk inovatif berkualitas sekaligus berorientasi ekspor dengan penggunaan bahan baku kayu legal. Untuk mencapai sasaran tersebut, kementerian menilai perlu didukung melalui berbagai kebijakan strategis dan koordinasi kuat di antara pemangku kepentingan terkait.

"Program dan kegiatan yang telah diterapkan, antara lain pengembangan material center di Jepara, pengembangan sentra, pengembangan desain produk, program link and match dan pemberdayaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) kayu di sentra furnitur,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, di Jakarta, Senin (7/12). 

Ia menjelaskan, pengembangan fasilitas material center di Jepara merupakan salah satu program menjaga ketersediaan bahan baku dan bahan pendukung serta memfasilitasi mesin terbaru bagi para IKM furnitur di sentra.  Adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan IKM yang tidak mempunyai kapabilitas dalam membeli bahan baku dan bahan pendukung berkuantitas besar. 

Material center ini juga didukung dengan pemakaian sistem informasi yang terintegrasi secara daring, sehingga IKM dapat memonitor pemesanannya secara real time melalui aplikasi,” tuturnya. 

Program di Jepara tersebut akan menjadi model bagi pengembangan material center di daerah lain. Ia melanjutkan, demi meningkatkan kemampuan produksi para pelaku IKM furnitur di sentra, Kemenperin mempunyai UPT kayu maupun rotan di sentra furnitur yang dapat membantu pelaku IKM dalam hal pemanfaatan mesin produksi. 

“Dalam meningkatkan kemampuan UPT, kami telah memfasilitasi mesin dan peralatan dengan teknologi terbaru. Sekaligus peningkatan kualitas SDM di UPT dengan sertifikasi tenaga kerja dalam bidang pembahanan dan finishing produk,” jelasnya. 

Ia menambahkan, Kemenperin juga mendorong pelaku IKM furnitur merebut peluang besar di pasar domestik. Caranya dengan memfasilitasi kerja sama melalui program link and match dengan beberapa e-commerce furnitur di Indonesia seperti fabelio.com

“Melalui program ini, diharapkan pelaku IKM furnitur mendapatkan akses mempelajari tren produk dan meningkatkan pemasaran produk,” tuturnya. 

Sedangkan untuk mempromosikan produk furnitur nasional, Kemenperin memfasilitasi IKM dalam pameran bertaraf internasional seperti Indonesia International Furniture Expo (IFEX), Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA), serta Furniture Virtual Expo.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor furnitur pada 2019 sebesar 1,95 miliar dolar AS atau naik 14,6 persen dari tahun 2018 yang tercatat di angka 1,69 miliar dolar AS. Adapun negara tujuan utama pengapalan produk furnitur nasional, sebanyak 50 persen adalah ke pasar Amerika Serikat. Sepanjang kuartal II 2020, ekspor furnitur Indonesia menembus angka 1,04 miliar dolar AS. Diperkirakan bisa mencapai 2 miliar dolar AS hingga akhir tahun ini. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement