Ahad 06 Dec 2020 10:35 WIB

Ulama Dunia Kembali Serukan Boikot Produk Prancis

Ulama dunia menilai langkah Prancis merugikan umat Islam

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Ulama dunia menilai langkah Prancis merugikan umat Islam. Warga berunjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/11/2020).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ulama dunia menilai langkah Prancis merugikan umat Islam. Warga berunjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/11/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Sejumlah tokor agama, politik, dan akademis terkemuka Muslim menyerukan pemboikotan produk Prancis.

Dalam sebuah pernyataan terbaru yang dirilis Jumat (4/12) lalu, mereka menunjuk adanya gerakan Islamofobia baru-baru ini di Eropa dan mendesak langkah boikot barang-barang dari negara itu segera dilakukan. 

Baca Juga

Setelah dianggap menghina Nabi Muhammad SAW, Pemerintah Prancis kini dilaporkan melancarkan serangan terhadap masjid. Tak hanya itu, serangan juga dilakukan dengan menakuti warga Muslim di negara Eropa Barat tersebut, seperti menginterogasi mereka dengan dalih memerangi terorisme.    

Di antara tokoh-tokoh Muslim terkemuka yang menandatangi seruan boikot adalah Ketua Persatuan Internasional Cendekiawan Muslim Ahmad al-Raysuni, ulama Ethopia Muhammad al-Hassan al-Dodu, cendekiawan Maroko al-Hassan al-Kattani, teolog Islam Mesir Yusuf al-Qaradawi, dan tokoh Muslim Yordania Ihsan al-Utaibi. 

Langkah ini dilakukan setelah Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan pemerintah telah meluncurkan gelombang tindakan besar dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk memerangi ekstremisme agama, menambahkan ada 76 masjid diduga sebagai separatisme.     

“Dalam beberapa hari mendatang, pemeriksaan akan dilakukan di tempat-tempat ibadah ini. Jika keraguan ini dikonfirmasi, saya akan meminta penutupan,” ujar Darmanin dalam sebuah wawancara dengan radio RTL, dilansir Abna, Ahad (6/12).    

Darmanin juga mengatakan ada sebanyak 66 migran tanpa dokumen diduga melakukan gerakan radikalisasi yang saat ini telah dideportasi. Pemerintah Prancis yang dipimpin Presiden Emmanuel Macron telah menanggapi beberapa serangan teror yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir dengan tindakan keras.   

Pada 20 Oktober, Prancis memerintahkan penutupan sementara sebuah masjid di luar Ibu Kota Paris sebagai bagian dari tindakan keras terhadap orang-orang yang diduga menghasut kebencian, setelah pembunuhan seorang guru bernama Samuel Paty. Sebelumnya, ia dilaporkan menunjukkan karikatur ofensif Nabi Muhammad SAW di kelasnya    

Prancis juga telah menutup dua organisasi amal Muslim BarakaCity dan kelompok hak-hak sipil yang memantau kejahatan rasia, Collective against Islamophobia in France (CCIF). Keduanya membantah tuduhan pemerintah negara itu bahwa mereka menyembunyikan keterkaitan dengan kelompok radikal.  

 

Sumber: https://en.abna24.com/news//muslim-world-figures-urge-boycott-of-french-goods_1092346.html 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement