Ahad 06 Dec 2020 08:31 WIB

Sentuhan Film Garin Nugroho dalam Musik Dakwah Oma Irama

Kisah dakwah dalam dendangan Raja Dangdut

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Muhammad Subarkah
Rhoma Irama.
Foto: google.com
Rhoma Irama.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Seluruh masyarakat Indonesia mungkin sudah tahu kisah bagaimana Rhoma Irama berjuang dalam musik dangdutnya, hal itu juga dilihat oleh sutradara film Garin Nugroho. Karena Garin pernah menjadi kritikus film untuk Kompas dan Tempo pada 1987, ia beberapa kali menonton film Rhoma Irama.

Salah satu film Garin yang diisi sentuhan musik sang Raja Dangdut itu adalah film “Gerbong 1, 2, 3”. Film itu bercerita tentang pertemuan dua orang laki-laki dan perempuan di stasiun, membawa ingatan berbagai hal baik tentang beragam perjumpaan, tragedi ataupun juga kemiskinan di sekitar stasiun kereta api.

Karya film pendek dengan kamera 8 mm itu, berdurasi 13 menit untuk tugas akhirnya sebagai mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tahun 1984-1985. Alasan ia memilih lagu Rhoma Irama dalam film itu, pertama karena nada rock-nya yang luar biasa, dan kedua kritik sosialnya yang besar sekali di karya-karyanya.

“Jadi lagu Bung Rhoma memiliki dua hal itu untuk anak muda agar berani katakan ‘tidak’ pada ketidakadilan, karena film itu bercerita tentang kemiskinan di sekitar rel kereta api,” ujar Garin dalam ‘Bincang Madani Bersama Legenda: Gitar dan Dakwah’ yang digelar secara virtual.

Kalau mendengar lagu Rhoma dulu, Garin melihat ada kisah soal kemiskinan dan ketidakadilan pada zamannya. Dan itu sesuai dengan ketidakadilan dan kemiskinan dalam kehidupan di sekitar gerbong. Dan di sisi lain, apa yang disebut dalam nada hard rock Rhoma merupakan satu kekuatan dari Rhoma yang bisa menghidupkan semangat anak-anak muda.

Kemudian saat ia menjadi kritikus film, salah satu film yang ia lihat adalah film Rhoma Irama. Yang paling penting juga adalah kemampuan Rhoma membaca hal-hal yang hidup dalam masyarakat, sehingga mampu mengaplikasikan itu dalam lagu maupun film. Semacam keterlibatan di dalam kehidupan sekaligus memberi dakwah.

“Misalnya lagu “Begadang” itu sangat simple tapi mampu mengajak orang secara emosi dalam musiknya. Di dalam itu ada memberi semangat tidak lakukan itu (begadang) dan memberi dakwah juga,” kata sutradara “Kucumbu Tubuh Indahku” itu.

Dalam film Rhoma Irama juga memunculkan ketokohan, bahwa seorang Rhoma Irama itu membawa melodi dan nada untuk berdakwah. Bahkan, hampir 10 film legendaris Rhoma mampu hidup di masyarakat dengan tegas membawa dakwah.

“Saya menonton 7-8 film Bung Rhoma dan ‘Satria Bergitar’ itu tidak seluruh musisi mampu melakukan simbolisasi seperti itu, termasuk musisi dunia. Dan Bung Rhoma memiliki simbolisasi itu,” kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement