Ahad 06 Dec 2020 06:01 WIB

DPR Harap Pemulihan Ekonomi Nasional Semakin Membaik

Titik kristis sudah terlewati, ekonomi Indonesia diharapkan tumbuh 4,8 persen 2021

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Hiru Muhammad
Suasana aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 sebesar 3,61 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 14,39 miliar dolar AS dan inpor 10,78 miliar dolar AS, naik sebesar 47,95 persen dibanding surplus pada Sebtember 2020 yang mencapai 2,44 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 14,01 miliar dolar AS dan impor 11,57 miliar dolar AS.
Foto: ARNAS PADDA/ANTARA
Suasana aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 sebesar 3,61 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 14,39 miliar dolar AS dan inpor 10,78 miliar dolar AS, naik sebesar 47,95 persen dibanding surplus pada Sebtember 2020 yang mencapai 2,44 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 14,01 miliar dolar AS dan impor 11,57 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengharapkan pencapaian positif ekonomi di kuartal III menjadikan sinyal positif bagi pemerintah. Khususnya dalam pemulihan ekonomi nasional ke depannya.

"Tren positif  berkurangnya kontraksi pertumbuhan menjadi 3,49 persen (yoy) dari 5,32 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadikan pijakan semangat melangkah lebih jauh lagi," ujar Azis lewat keterangan resminya, Sabtu (5/12).

Menurutnya, titik kritis dalam pemulihan ekonomi nasional telah dilewati. Perppu Nomor 1 Tahun 2020 juga dinilainya berdampak positif dalam penanganan pandemi Covid-19. "Sinergi tim satgas juga memberikan hasil positif penanganan pandemi Covid-19. Di mana rata-rata kasus aktif yang rendah dan rata-rata kesembuhan cukup tinggi dibandingkan negara lain," ujar Azis.

Ia berharap, perekonomian Indonesia akan semakin membaik pada kuartal IV 2020. Serta kembali positif pada kisaran pertumbuhan 4,8 persen hingga 5,8 persen pada 2021.

"Didukung oleh kenaikan ekspor dengan perbaikan ekonomi global, konsumsi dengan stimulus belanja sosial dari pemerintah, investasi dengan stimulus belanja modal," ujar Azis.

Meski begitu, pemerintah juga diminta untuk terus waspada dan fokus bekerja dengan memperhatikan berbagai indikator. Seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran non makanan dan online, dan purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur 50,6 (ekspansif)."Pendapatan masyarakat serta Pilkada 9 Desember 2020 dan mempersiapkan vaksin serta program vaksinasi untuk segera keluar dari pandemi Covid-19," ujar Azis.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement