Jumat 04 Dec 2020 18:45 WIB

 Lahar Dingin Semeru Masih Mengancam Warga

Hujan membuat sisa material terbawa dari Gunung Semeru ke DAS Curah Kobokan.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
 Penduduk desa memeriksa daerah yang terkena dampak letusan Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Kamis, 3 Desember 2020.
Foto: AP / Trisnadi
Penduduk desa memeriksa daerah yang terkena dampak letusan Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Kamis, 3 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aliran lahar dingin dari Gunung Semeru sudah mulai mereda, Jumat (4/12). Namun, masyarakat diminta tetap waspada dengan ancaman tersebut.

Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik, BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengatakan, sejumlah wilayah di Lumajang sempat dilanda hujan deras pada Kamis (3/12) sore. Kondisi ini membuat sisa material terbawa dari Gunung Semeru ke DAS Curah Kobokan. "Adanya hujan otomatis menjadi cair menjadi lahar dingin," kata Wawan saat dihubungi //Republika//, Jumat (4/12).

Wawan telah mengantisipasi kondisi tersebut dengan mengungsikan warga ke sejumlah titik pengungsian. Beberapa diungsikan di pos pengamatan Gunung Sawur, Balai Desa Supiturang, SD Supiturang dan sebagainya. 

Menurut Wawan, fenomena lahar dingin di sekitar Gunung Semeru tidak berlangsung lama. Oleh sebab itu, begitu hujan reda, warga langsung kembali ke rumahnya masing-masing, Jumat (4/12) pagi. "Ya, sudah pulang, kosong sekarang (tempat pengungsian)," ungkap Wawan.

Saat ini, Wawan belum bisa mengungkapkan, kerugian yang dialami warga dari meningkatnya aktivitas Gunung Semeru. Pasalnya, perhitungan ini baru dapat dirilis setelah masa tanggap darurat selesai. 

"Nanti akan ada tim perhitungan pasca-bencana. Itu anggotanya terdiri masing-masing OPD itu yang akan menghitung. Pertanian ya dinas pertanian, jalan ya PU, sekolahan ya Disdik. Ternak ya dinas peternakan. Untuk sekarang belum, karena bisa bertambah," kata dia menegaskan.

Masa tanggap darurat Gunung Semeru akan berlangsung sampai Senin (7/12). Untuk kepastiannya, BPBD masih harus menunggu keputusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). PVMBG perlu mempertimbangkan tingkat kelandaian Gunung Semeru sebelum masa tanggap darurat dicabut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement